Lokon Boutique Resort Tomohon
Saya nggak tahu tempat yang saya kunjungi selanjutnya tempat apa, tapi saya percaya sama Glenn. Kalau dia bilang tempat itu bagus, pasti bagus. Berjarak kurang lebih 3km dari Pagoda Ekayana (Kalau nggak salah ya…saya cuma nebak-nebak saja. Mungkin kurang dari itu deh jaraknya).
Rute menuju The Lokon Boutique Resort Tomohon
Kurang dari setengah jam, saya masuk ke kawasan perumahan mewah khas Minahasa. Dan nggak lama, sampailah saya ke Lokon Boutique Resort. Sebenarnya tempat ini adalah sebuah resort yang menyediakan kamar layaknya kamar hotel. Dan yang boleh masuk hanyalah tamu hotel. Tapi karena kelihaian (halah) Glenn merayu pak Satpam, kami bisa masuk. Hanya diminta bayar parkir doang! 5k saja. Seru kann???
Tadinya saya sempat mengerutkan kening. Apa enaknya coba masuk resort? Palingan juga cuma lihat kamar hotel. Cottage, bungalow, kolam renang. Ah…standar. Pasti membosankan.
Tapi ternyata saya salah besar! Begitu masuk, saya disambut pemandangan rerumputan hijau nan indah, laiknya permadani yang digelar di depan Gunung Lokon. Kalau dari Pagoda Ekayana Gunung Lokonnya masih sebatas “ngintip”, dari resort ini Gunung tersebut sudah dalam tahap “Narsis” dia menampakkan kecantikannya. Gunung ini nggak berdiri gagah, tapi anggun (Saya bikin pemisahan kategori gagah dan anggun soal gunung gara-gara perjalanan ke Lhokseumawe). Itu kecantikan Lokon…Haduhh bikin saya terpana selama beberapa saat. Si Glenn sampe nyengir, terus nanya. “Bagus kan mbak?”
Waaa bukan bagus lagi. Tapi Bagus Bangeeeettttttsss!!!
Gunung Lokon yang indah
Sungguh sayang, fotonya tak seindah warna aslinya. Karena kabut, Gunung pun tersaput awan. Coba kalau lagi cerah, atau datangnya lebih siang. Pasti bisa dapet foto versi Gunung Lokon yang lagi berpose. Hehehe…mulai metafora deh…
Bangunan resortnya unik, Gaya rumah panggung khas Minahasa dengan kamar yang menghadap ke tanah lapang, dan restaurant yang menghadap Gunung Lokon. Udaranya sejuuuukkk banget. Meskipun seminggu sebelum saya datang kesitu Gunung Lokon baru saja meletus, tapi nggak mengurangi kecantikannya sama sekali. Malah makin cantik…
Lihat tuh…Glenn penasaran pengen nyoba narik Delman. Pura-pura jadi kudanya. Oh iya, sebenernya di lembah resort ini ada kolam renang dan pemandian air panas. Saat itu dalam kondisi tertutup kabut tebal. Jadi kalaupun difoto nggak akan kelihatan.
Mencoba Alat Musik Kulintang
Kulintang adalah alat musik yang berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara. Meskipun nggak mahir, Saya bisa mainnya lho…:D ulasan lengkapnya bisa dibaca disini:
Baca juga:Kulintang dari Minahasa
Alat musik Kulintang
Sulit dipercaya, hanya dengan bayar uang parkir sebesar 5k, saya bisa menikmati pemandangan yang demikian menakjubkan. InsyaAllah suatu saat nanti, saya akan kembali lagi ke Tomohon dan menginap di Lokon Boutique Resort bersama suami. Hehe…Sekarang saatnya kembali lagi ke Kota Manado. Begitu keluar dari resort, Hujan mulai menyambut. Bahkan sepanjang perjalanan ke Manado hujan turun dengan derasnya. Sebenernya saya masih pengen main dan menikmati malam di kota Manado. Tapi badan dan mata sudah nggak kuat. Belum tidur semalaman soalnya…
Mencoba Street Food Manado
Sebelum kembali ke hotel, saya diajak Glenn makan di tempat yang murah meriah. Murah bangeet…sepotong ikan tengiri yang besar, sayur, plus nasi dan minuman dingin hanya 25k saja. Soal rasa, nggak kalah deh sama Restaurant Nelayan yang besar itu. Restaurant ini terletak di pinggir pantai dan selalu penuh pengunjung. Apalagi jam makan malam. Tapi memang dasar rejeki, kami tetap dapat tempat parkir, dan dapet spot duduk di pinggir pantai. Sambil menikmati hidangan, hembusan angin bertiup nggak sepoi-sepoi. Karena sudah malam kali yaa, bukan angin darat lagi, melainkan angin laut.
Swiss Belhotel Manado
Sampai akhirnya saya harus berpisah dengan Glenn di depan hotel. Oh iya, saya menginap di Swiss-belhotel Maleosan Manado yang terletak di Jl. Jend. Soedirman Manado. Hotel ini cukup nyaman buat saya. Pelayanannya juga bagus dan menu makanannya enak. Saat itu saya dapat harga Rp.650.000,00/malamnya. Begitu masuk kamar, saya langsung bersih-bersih kemudian istirahat. Karena esok harinya saya harus ngasih pelatihan buat seluruh perguruan tinggi swasta di Sulawesi Utara dan Gorontalo, terus sorenya langsung terbang ke Jakarta.
Terima kasih Glenn, sudah mengantarkan saya ke tempat yang luar biasa indah. Buat saya, Glenn nggak hanya supir rental. Tapi teman perjalanan yang menyenangkan, sahabat, fotografer, sekaligus pemandu wisata yang yahuddd! Kalau saya ke Manado lagi, pasti saya hubungin Glenn. Saya masih mengincar destinasi selanjutnya. Kakidangan, Bukit Kasih, dan Taman Laut Bitung. Sekali lagi, terima kasih ya Glenn…sampai ketemu lagi. See you next time. Sayonara!
Post Terkait:
- Pelangi warna dari Danau Linow
- Solo Traveling ke Manado
- Another amazing journey to east Indonesia
- Menjelang Senja di Remboken, Danau Tondano Tomohon
Add comment