Beberapa minggu lalu saya terlibat diskusi dengan seorang profesor senior.
beliau berkata, “don’t ever under estimate yourself. Even if you just think that you can’t do something good, it will influenced your mind that you can’t. And then your brain will instruct all over your body that you can’t doing something good, that you don’t have capabilities to reach your dreams, that you can do nothing.
After that, you will end with “what you think in your mind that you can’t do anything.”
Sebegitu besarnya pengaruh “Mind” terhadap diri kita.
Sederhana, namun cukup menggelitik. Saya pun mencoba menelisiknya dari sudut pandang saya.
Dalam agama, kita tentunya seringkali mendengar, kata-kata adalah doa.
Segala yang kita ucapkan, bisa saja terjadi atas izin Tuhan.
bisa kapan saja diaminkan oleh Malaikat.
Sehingga agama memerintahkan kita untuk selalu berkata-kata baik.
Agar malaikat mengaminkan hal baik yang kita katakan.
Agar Tuhan mengabulkan hal baik yang kita ucapkan.
Soal kemampuan.
Sebagai manusia, kita adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna.
Defaultnya saja sudah sempurna. Dengan anatomi unik yang berbeda dengan makhluk lainnya.
Dengan akal pikiran yang tidak dipunyai oleh makhluk hidup lainnya.
Dengan Gen dan DNA yang begitu kompleksnya,
namun dari berjuta-juta manusia, tak satupun ada yang sama.
Dengan keunikan pola berpikir yang berbeda-beda antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya.
Sebuah analogi sederhana. Ada seseorang yang punya impian ingin naik haji. Katakanlah namanya Odong.
Dengan melonjaknya nilai dollar saat ini, dengan meningkatnya juga ongkos naik haji,
belum lagi kebutuhan sehari-hari dan harga BBM yang juga naik,
dia pun mengatakan “Duh…kayaknya bakal susah nih ane naik haji. Segalanya naik. Dengan gaji seorang PNS Golongan I A, Jangankan buat naik haji. Makan aja susah.”
Maka yang terjadi adalah…seperti apa yang Odong katakan. Hidupnya susah. Cari uang susah. Makan susah. Apalagi naik haji. Super susah.
Siapa yang bikin susah?
Pemerintah yang naikin harga BBM dan sembako?
Konflik Politik yang bikin dollar naik?
Tetangga yang nggak peduli saat Odong lapar?
Teman2 dan saudara yang nggak mau bantu?
Tentu tidak. Menyalahkan orang lain tidak akan ada gunanya.
Sejatinya, kesusahan tersebut dibuat oleh dirinya sendiri.
Karena dalam pikiran si Odong, Dia nggak mampu buat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dia susah dalam menjalani hidup. Maka yang terjadi ya sesuai dengan apa yang dipikirkannya.
Masih ragu? Ingat ayat dalam kitab suci. “Aku, ada di prasangka hambaKu.”
Semua manusia butuh makan untuk hidupnya. Tidak ada manusia yang bisa hidup tanpa makan.
Semua manusia juga butuh minum demi bisa bertahan hidup. Tidak ada satu manusia pun di muka bumi ini yang bisa bertahan hidup tanpa cairan dalam tubuhnya.
Lalu kenapa ada manusia yang bisa naik haji, kenapa ada yang tidak?
Jawabannya juga sederhana. Manusia yang bisa itu punya kemauan.
Sedangkan yang tidak bisa, bukan karena dia tak mampu, melainkan karena tak mau.
Hanya ingin saja. Tapi tak mau.
Atau berpikir bahwa…dirinya tak mampu.
Lalu ada pertanyaan, “Ah masa?”
Balik lagi ke soal kemampuan tadi. Secara histori dan bukti, Manusia adalah makhluk yang paling sempurna.
Sama-sama diciptakan oleh Tuhan yang Maha Kuasa. Sama-sama butuh makan, butuh minum.
Kalau nggak mampu di bidang yang satu, pasti punya keunggulan di bidang lainnya.
Tuhan tidak menciptakan seseorang berkekurangan, tanpa menciptakan kelebihannya.
Begitupula sebaliknya. Tuhan tidak menciptakan manusia yang mempunyai kelebihan, tanpa menciptakan kekurangannya.
Kalau kata peribahasa, “Tiada gading yang tak retak”. Tiada manusia yang sempurna.
Namun sebuah kebenaran mutlak adalah…tak ada manusia sehat jiwa dan raganya yang tak mampu.
Masalahnya hanyalah, Maukah ia berpikir bahwa ia mampu?
Cukup itu saja kok awalnya.
Selanjutnya, yang dilibatkan adalah : berusaha lebih keras dari biasanya, bekerja lebih giat dari biasanya, berlatih lebih banyak dari biasanya.
Sesuai peribahasa, “alah bisa karena biasa.” dan dilengkapi dengan berdoa lebih banyak dari biasanya.
Setelah doa, cukupkah?
Tentu saja tidak.
Implementasikan doa tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Niscaya Tuhan akan mengabulkan segala permintaan, baik itu secara Cash, Delay, maupun Deposit.
Dalam hidup ini…tidak ada sesuatu yang tak bermakna.
Karena kita dibekali akal dan pikiran, “Mind” pun punya Power yang luar biasa. Sungguh luar biasa.
Namun ketika seorang manusia sudah menata Mind, sudah berusaha tapi tetap tak mampu, Maka Tuhan yang akan memampukan lewat “The invisible hands” nya.
Disitulah letak The Power of Mind. Merasuk dalam sanubari, mengalir dalam darah, dan memberi kekuatan ke jiwa dan raga. Hingga pada akhirnya, dalam dunia ini tidak ada yang tidak mungkin. Bahkan ketidakmungkinan itu sendiri adalah kemungkinan terakhir.
Bandung, 20 Maret 2015
Arum Silviani
Add comment