Day 2 – Ketika berkata-kata tak harus bersuara, Museum Kata Andrea Hirata

Itulah tepatnya yang ada di benak saya ketika berkunjung ke Museum Kata Andrea Hirata. Dibangun atas prakarsa Andrea Hirata, penulis buku-buku seri Laskar Pelangi, Padang Bulan, dan lain sebagainya. Museum ini merupakan museum kata pertama di Indonesia yang di setiap dindingnya bercerita perjalanan kisah sang penulis serta karya-karyanya yang fenomenal. Banyak hal malah baru saya ketahui ketika saya membaca rangkaian kata demi kata di dinding museum.
Museum Kata Andrea Hirata, Tampak Depan

Sulit untuk menggambarkan museum yang tertata sangat apik ini. Persis seperti imajinasi saya, dimana dunia penuh warna, dinding yang diisi dengan aneka memori, juga kebebasan berkata-kata tanpa bersuara. Karena dengan begitulah pemikiran kita bisa menembus batas dunia. Tanpa terikat oleh segala aturan berbahasa dan koridor baku yang biasa dijalani. Kurang lebih itulah filosofi yang saya tangkap dari pendirian Museum Kata Andrea Hirata.


Laskar Pelangi International Editions
Semula saya kira museum ini kecil, tapi ternyata panjang sekali ke belakang. Dengan aneka warna yang berbeda-beda, namun semuanya benar-benar memenuhi harapan saya akan sebuah perpaduan antara karya sastra dengan sentuhan grafis yang menawan. Foto-foto artistik, kantor pos mini, bahkan panggung kecil pun tersedia di tempat ini. namun tak habis sampai disitu, kalau kita mau berjalan terus ke belakang bangunan, disitu ada replika SD Muhammadiyah Gantong. Di dalamnya terdapat kata-kata mutiara dari Albert Einstein yang sangat melekat di benak saya. Imagination is more important than knowledge.
Another side of Andrea Hirata Literary Museum
Kata Mutiara oleh Albert Einstein

Ada cerita lucu disini. Waktu saya berkunjung itu bertepatan dengan syuting acara weekend list, salah satu program yang meliput tempat-tempat wisata yang tayang di televisi swasta. Nah si artisnya tiba-tiba nanya gitu ke Mas Arie, seolah sudah kenal dekat. Ternyata…tuh artis salah lihat, dikiranya Mas Ari itu Tulus, si penyanyi yang terkenal dengan album Gajahnya. Coba deh lihat, mirip nggak? 

 
Mas Arie – Tige Sekawan
Untuk bisa mengeksplore museum ini, kita nggak perlu mengeluarkan banyak biaya. Hanya sumbangan kebersihan saja Rp 2.000. Highly recommended untuk dikunjungi, karena selain tempatnya indah, kita juga bisa mendapatkan banyak sekali pengetahuan, juga membaca karya sastra yang indah. Letaknya juga tidak jauh dari Replika SD Muhammadiyah Gantong. Hanya sekitar 5 menit perjalanan naik mobil. 
 
Oh iya, disini memang ngak ada angkutan umum. Jadi kalau mau eksplore Belitung Timur kita harus sewa kendaraan, baik itu sewa mobil atau motor. Informasi mengenai biaya akan saya jelaskan di bagian terakhir rangkaian solo traveling Belitung ya…
 
Sebentar, lanjut kuliah dulu. Setelahnya saya bakal posting napak tilas laskar pelangi, juga wisata keliling Manggar.

Add comment

AdBlocker Message

Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by disabling your ad blocker.

Follow us

Don't be shy, get in touch. We love meeting interesting people and making new friends.