Jalani dengan senyum

Buat orang2 yang bekerja di dunia profesional, Senin identik menjadi hal yang sangat menyebalkan. Betapa setelah liburan, merilekskan pikiran dan mengistirahatkan badan, harus langsung berangkat ngantor subuh2. Nyampe kantor langsung “diseneni” pula sama bos (baca: briefing pagi untuk agenda kerja seminggu). Beres “diseneni” langsung banting pantat di kursi kerja masing2, sambil menghela nafas. Hhhhh….

Mungkin banyak yang nggak sadar, perbuatan barusan adalah yang paling menghabiskan energi. Belum apa2 sudah menghela nafas, sudah pula pasang wajah mengkerut. Walhasil kreatifitas dan semangat kerja pun bakal terbang bersama burung-burung di angkasa (hiperbola versi lebay).
Efeknya lagi, karena ngga ikhlas, kerjaan pun nggak beres2 dan nggak ada habisnya. Hanya mendatangkan keriput di wajah dan uban di kepala sebelum waktunya. Ditambah lagi wajah bersengut yang bikin orang lain nggak betah ngeliatnya. Bikin atasan nambahin beban kerjaan lagi karena dia males liat karyawannya bersengut di depan dia, sehingga dia berpikir, lebih baik tuh orang bersengut di depan komputer daripada di hadapan gue.
Coba deh kita liat dari persepsi yang beda….
Bahwa kerja adalah bukti cinta kita sama Tuhan. Namanya juga cinta, pake senyum kan ya…masakan aja kalau dibuatnya pakai cinta jadi enak rasanya. Gitu juga sama kerjaan. Ketika dijalani dengan senyum, insyaAllah jadi ringan ngerjainnya. Bagus pula hasilnya.
Terus gimana kalo nggak bisa cinta sama kerjaannya?
Ada hadist sahih mengatakan, “jangan berlama-lama dalam keadaan tidak baik” Kalau nggak bisa cinta dan jatuh cinta sama kerjaannya, ya tinggalin aja. Cari kerjaan yang kamu cintai. Yang bisa bikin kamu ikhlas.
Tapi…usia udah segini, mana ada perusahaan yang mau nerima?
Ah sayang, jabatan udah tinggi.
Duh, udah terlanjur jadi PNS. Mau gimana lagi?
Maaf-maaf kata ya, kalimat diatas biasanya tercetus dari mulut orang2 yang pengeluh. Yups, hanya pengeluh yang nggak punya kapabilitas apa2. Nggak punya keberanian, dan hanya berani ngomong di belakang. Omdo istilahnya. Makanya dia khawatir nggak ada perusahaan lain yg mau terima. Makanya dia nggak ikhlas kerjanya. Makanya juga dia nggak percaya sama kemampuan dirinya yang sudah dianugerahkan oleh Tuhannya. Kategori ini juga selalu lupa caranya bersyukur, sehingga seolah semua jalan buntu. Padahal mah dibuntu-buntuin supaya punya alasan buat selalu mengeluh.
Yuk ah, kita coba untuk mengawali hari dengan tersenyum. Bahasa universal yang santun dan indah, juga paling mudah untuk dilakukan, oleh bayi yang baru lahir sekalipun. Kalau beban kerja terasa menghimpit, inget2 aja Tuhan selalu berkata, “Maka nikmatKu yang mana yang bisa kau dustakan?”
Masa nggak percaya?
Udah dikasih nafas, dikasih udara gratis, masih aja ngeluh. Malu dong sama kembang. Nggak bisa jalan aja dia selalu mekar demi membuat orang lain tersenyum melihat keindahannya. Bukti tasbihnya sama Yang Maha Kuasa.
Sekarang balik lagi ke laptop deh. Tarik nafas panjang, terus senyum.
Bilang, terima kasih Tuhan, sudah Engkau mudahkan aku sampai ke posisi yang sekarang ini. Maka mudahkanlah selalu langkahku untuk menapak ke posisi terbaik menurutMu, hingga aku kembali ke sisiMu.
Have a nice work

Add comment

AdBlocker Message

Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by disabling your ad blocker.

Follow us

Don't be shy, get in touch. We love meeting interesting people and making new friends.