Manakala memulai kelas baru, hal pertama yang saya lakukan adalah, ngabsen. Bukan karena ingin menandai yang bolos, melainkan hanya ingin tahu, siapa saja sih yang ada di room ini? Kali ini saya mau ngobrol tentang manfaat berteman sejak muda, yang mungkin bisa bermanfaat bagi kita semua.
Ketika Belajar Online, Kenalan Jadi Prioritas ke-sekian
Tahap selanjutnya, saya tanya, “sudah pada saling kenal belum?” Karena subject yang saya pegang biasanya adalah mata kuliah pilihan, bukan kewajiban. Sehingga boleh jadi mahasiswa di kelas saya berbeda latar belakang, beda bidang, beda program studi, bahkan beda universitas karena adanya skema Kampus Merdeka. Ditambah lagi sudah dua tahun lebih mereka kuliah online. Kenalan menjadi prioritas kesekian, dan kebanyakan dari mereka belum menyadari manfaat berteman sejak muda.
Baca juga: Jadi Dosen Gampang? Yuk lihat prosesnya
Nah saat jeda kelas, atau misal sedang berdiskusi, biasanya saya rumpi with my students, weekend ini mau kemana? Kalian sudah jalan kemana saja? Dan kalian berteman dengan banyak orang tidak, di kampus ini?
Saya juga selalu pesen hal terpenting pada saat mereka mengerjakan project. Yaitu bertemanlah. Jalin pertemanan dengan teman yang duduk di kanan kiri kamu, di kelas kamu, dan juga dengan kakak dan adik kelas kamu.
Mereka suka terbahak kalo saya bilang demikian. Mungkin sekarang mereka ngerasa, “Miss lebay deh nyuruh-nyuruh temenan.” Atau, “ngapain sih temenan? Toh aku biasa sendirian.”
Baca juga: 2 tahun lebih belajar online, bagaimana rasanya?
Manfaat Berteman Sejak Muda yang perlu kamu ketahui
Bertemanlah, bersahabatlah semenjak kamu muda. Dengan demikian kita bisa tumbuh bersama. Sehingga akan ada penerimaan satu sama lain. Akan selalu ada pemakluman satu sama lain.
Bersahabat sejak muda membuat kita punya pemahaman yang kuat antara orang yang satu, dengan yang lain. Seringkali bahkan kita bisa saling pengertian, tanpa harus berkata-kata, dan memberikan penjelasan detail.
Baca juga: Postponing Reality, Lulus S1 Lebih Baik Kerja dulu, atau Lanjut kuliah dulu?
Bersahabat sejak muda bikin kita mengalami banyak hal sama-sama. Menghadapi aneka peristiwa jatuh, bangun, senang, dan menyakitkan sama-sama.
Sehingga ketika ada pihak di luar circle kita yang berusaha memecah belah, mereka nggak akan dapat celah. Karena bonding kita sudah kuat. Ada trust, credibility, and integrity yang sudah diyakini dimiliki oleh setiap diantara kita.
Baca juga: Rumus Ekonometrika untuk Cinta?
Bersyukurlah ketika kamu punya teman yang tumbuh bersama.
Karena sesungguhnya, pada saat kamu menginjak dewasa, mencari teman itu tak mudah. Mendapatkan sahabat yang tulus itu anugerah. Circle kita semakin sempit. Bahkan bukan tidak mungkin, orang-orang toxic mulai menghampiri kita. Berbahaya jika kita tak punya backup sahabat sejati yang mengingatkan dan mendampingi kita.
Baca juga: Don’t Strive to be famous, Strive to be talented
Sehingga hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah menjalin pertemanan sejak dini. Lalu jaga pertemanan itu sampai mati.
Sahabat-sahabat terbaik saya tidak bertambah selama 10 tahun belakangan. Bahkan berkurang. Saya sendiri yang mengeliminasi mereka. Apalagi jika mereka jadi toxic, menipu, memanfaatkan, juga mulai menguras energi. Buat saya, orang-orang macam ini tidak perlu ada dalam hidup saya. Biarlah saya hanya punya teman sedikit, tapi berkualitas. Daripada banyak teman, tapi banyak sampahnya.
Ya, semakin dewasa, saya sangat selektif memilih teman. Dan yang bertahan, hanya itu saja.
Add comment