Halo teman-teman semuanya, apa kabar kalian? Masih di Januari 2023, kita bahas yang ringan saja ya. Saya mau mengajak kalian kulineran di Bireuen, Nanggore Aceh Darussalam. Menikmati sensasi makan Sate Matang yang unik dan gurih.
Saya mencicipinya dalam perjalanan dari Banda Aceh menuju Lhokseumawe. Lho kok jauh sih jalan ke ujung barat Indonesia? Ya gimana namanya juga tugas negara yakan. Harus dijalani.
Siang yang panas di Bireuen
Menurut Driver saya, perjalanan dari Banda Aceh ke Lhokseumawe dapat ditempuh sekitar 6-7 jam dengan kendaraan roda empat. Saya takjub lho ketika ternyata jalan yang kami lalui sangat mulus, sehingga membuat perjalanan tidak terlalu terasa.
Sungguh jauh berbeda dengan kondisi jalan tol Cipularang atau Tol MBZ yang…yah…kalian yang pernah lewat bisa merasakannya. Kalau berkendara di daerah tersebut rasanya tubuh ini ancul-anculan.
Setelah kurang lebih 4 jam melaju dari Banda Aceh (Baca: ngebut), tibalah waktu makan siang. Sehingga Driver saya menyarankan untuk singgah sebentar di Matang Geuleumpang Dua, Bireun.
“Mbak harus coba Sate Matang. Unik Pokoknya.” Demikian kata Driver saya.
Sebelumnya, saya tidak terbayangkan Sate Matang itu seperti apa. Di benak saya saat itu ya, Sate yang sudah matang. Dengan antusias, saya ikuti saran Driver tersebut, yang juga adalah warga lokal.
Ternyata persangkaan saya salah. Kuliner ini dinamakan Sate Matang karena pertama kali dikenalkan di daerah Matang Geuleumpang Dua, Bireuen.
Baca juga: Perjalanan dari Banda Aceh ke Sabang
Warung Sate Apaleh Geurugok, Tempat Saya Pertama Kali Mencicipi Sate Matang
Tempat kami makan adalah Warung Sate Apaleh Geurugok. Berlokasi di Jl. Lintas Sumatra, Jl. Medan – Banda Aceh, Keude Lapang, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, Aceh. Teman-teman bisa cek google maps untuk tahu koordinat tepatnya.
Salah satu menu utamanya adalah Sate Matang yang terbuat dari daging kambing yang sudah dibumbui.
Menurut Driver saya yang juga merangkap jadi guide dadakan, ciri khas Sate Matang terletak pada bumbu dan saus khas daerah Matang yang digunakan dalam proses persiapan dan pembuatan.
Daging kambing direndam dalam campuran bumbu rempah seperti bawang merah, bawang putih, ketumbar, kunyit, jahe, dan bumbu-bumbu lainnya.
Setelah direndam, daging kemudian dipanggang dengan menggunakan api arang, memberikan cita rasa yang khas dan aroma yang harum.
Selama proses pemanggangan, sate diolah dengan saus yang biasanya terdiri dari bumbu rempah, minyak kelapa, santan, dan bahan-bahan lainnya. Saus ini memberikan kelembutan pada daging dan menambahkan lapisan rasa yang unik pada setiap gigitan.
Baca juga: Sanger, Kopi Lezat dari Tanah Rencong
Bisa pilih mau menggunakan saus kacang atau kuah Soto
Penyajian Sate Matang di Warung Apaleh Geurugok juga unik dan belum pernah saya temui sebelumnya. Kita bisa memilih melengkapinya dengan saus kacang, atau dengan kuah soto.
Saus kacang disini rasanya sedikit manis, asin, dan pedas. Cocok buat lidah Indonesia pada umumnya.
Selanjutnya kuah Sotonya seperti ini:
Kuah ini rasanya gurih dan menyegarkan. Seperti membilas mulut kita dari lemak daging, sehingga kita tidak enek. Meskipun rasanya ringan dan tidak berat sama sekali, sepertinya banyak rempah yang digunakan untuk membuat kuah soto ini.
Saat saya mengecapnya, saya merasakan ada kapulaga, serai, lalu ada juga bunga lawang. Rempah yang sering digunakan dalam masakan khas Sumatera.
Review Rasa Sate Matang yang Istimewa
Daging kambingnya lembut, tidak berbau amis atau prengus (bau khas Kambing) sama sekali. Bumbunya terasa sangat meriah namun pas di lidah saya yang orang Jawa. Tidak terlalu asin, tidak pula terlalu manis.
Selanjutnya, cita rasa pedas ternyata berasal dari penggunaan cabai atau sambal dalam sausnya. Sambalnya memang unik sekali dan rasanya sangat enak.
Rasa Sate Matang yang cenderung agak manis dan pedas, sekilas agak mirip sate maranggi khas Purwakarta. Sekilas lho ya.
Saya bilang rasanya agak mirip dengan sate maranggi karena cara pembuatannya yang mirip. Dagingnya dimarinasi terlebih dahulu, baru kemudian dipanggang. Tapi bumbunya tetap berbeda.
Sate Matang ini lebih mirip ke kuliner India dan Arab karena ada rasa karinya. Kalian boleh coba deh kalau main ke Aceh. Atau siapa tahu teman-teman mau road trip dari Medan ke Banda Aceh atau sebaliknya.
Baca juga: Rahasia Gurihnya Ayam Tangkap di Rumah Makan Aceh Rayeuk, Banda Aceh
Dengan mencicipi Sate Matang beserta saus dan kuah soto, Lidah kita serasa bertualang ke berbagai negara. Sulit dideskripsikan dengan kata-kata. Terlebih ketika kita sudah mencampurkan dengan sambalnya…Wah rasanya upgrade berkali-kali lipat.
Sungguh sangat menghibur setelah saya menempuh perjalanan sekitar 2400an kilometer dari Bandung ke Jakarta, dilanjutkan dari Jakarta ke Banda Aceh, lalu ke Bireuen.
Hidangan Pelengkap Sate Matang
Sate Matang biasanya disajikan dengan pelengkap seperti nasi, lontong, atau ketupat. Hidangan ini juga sering disertai dengan acar mentimun dan bawang merah yang segar supaya rasanya seimbang.
Duh, saat menulis ini, saya kebayang-bayang rasa kuliner khas Bireuen yang lezat dan unik itu. Btw buat kalian yang tidak suka daging kambing, ada pilihan daging sapi kok. Orang setempat menyebutnya daging Lembu.
Di Jakarta ada juga yang jual Sate Matang. Tapi ketika saya sudah pernah mencoba di tempat aslinya, saya takut ekspektasi saya terlalu tinggi, sehingga saya bisa kecewa nantinya. Jadi lebih baik bismillah, semoga bisa kembali bertualang ke Bireuen di lain waktu, dalam keadaan yang lebih baik.
Add comment