Halo, kalian apa kabar? Kalau ketemu sama blog ini, berarti kalian sudah siap baca cerita-cerita saya tentang traveling, kehidupan kampus, atau random thoughts yang memang beneran random. Kali ini saya mau cerita tentang kehidupan kampus ke kalian semua….
Senin Pagi, Saat Memulai Mengajar
Saya memang selalu memilih untuk mengajar di Senin pagi, jam 08.00. Karena saya lebih suka mengajar pagi daripada siang menjelang sore. Alasannya, tentu saja di pagi hari mahasiswa masih segar bugar dan bersemangat. Jadi saya juga semangat mengajarnya.
Pernah waktu saya masuk kelas, sekitar 30 menit sebelum kelas dimulai, baru ada 3 mahasiswa yang hadir. Dua diantaranya wajahnya familiar. Sedangkan 1 orang tidak saya kenali. Saya memang suka begitu, hafal wajah, tapi belum tentu bisa hafal nama.
“Selamat pagi….” sapa saya. Ketiganya menjawab, “Selamat pagi….”
Dua mahasiswa yang wajahnya familiar di mata saya, menganggukkan kepala seraya tersenyum kepada saya. Sementara itu, mahasiswa satunya lagi hanya menatap saya tanpa berekspresi apa-apa. Mahasiswa memang beragam kepribadiannya. Unik-unik. Pikir saya.
Baca juga: Mahasiswa yang suka playing victim
Persiapan Rutin Sebelum Memulai Kelas
Setelah menyapa mahasiswa, biasanya saya duduk di kursi dosen, menyalakan PC, menyambungkan ke proyektor, dan menayangkan cover materi hari ini. Sebuah rutinitas yang selalu saya lakukan sebelum memulai kelas.
Tak lama kemudian, mahasiswa lain datang. Ruangan pun jadi riuh dengan celoteh mereka. Ada yang curhat habis jalan-jalan ke luar negeri, ada yang ngadu habis selesai touring ke Bogor lewat Parung Panjang, tapi disalip orang terus, ada pula yang laporan kalau di weekend ini mereka habis masak-masak karena mamanya sedang keluar kota.
Juga celoteh mahasiswa lainnya yang memang selalu saya bebaskan untuk bercerita, sebelum kelas dimulai. Buat saya ini selalu jadi momen intermezo yang menyenangkan dan dapat menghidupkan suasana.
Baca juga: Cerita mengajar Digital Marketing di Kelas Internasional
Lalu saya mulai kelas tepat waktu. Mahasiswa mendengarkan dengan khidmat, karena materinya cukup sulit. Hingga 20 menit berlalu….
Tiba-tiba mahasiswa yang wajahnya tidak familiar tadi, mengangkat tangannya.
“Miss, excuse me.”
“Ya, kenapa?” Tanya saya.
“Miss dosen baru untuk mata kuliah ini?”
Saya mengernyitkan kening.
“Kenapa, kamu baru bertemu saya?”
“Iya. Setahu saya dosennya bukan Miss.”
Mahasiswa lain mulai heran dengan pertanyaan mahasiswa tersebut. Akhirnya saya tanya,
“Kamu mahasiswa jurusan apa, mata kuliah apa?”
“Sistem Informasi, mata kuliah User Experience.”
“Kamu salah masuk kelas berarti.” Kata saya.
“Saya nggak mungkin salah kelas Miss. Benar kok ini kelasnya. Materinya juga UX.” Kata mahasiswa tersebut.
“Coba kamu tengok kanan kiri kamu, ada yang kamu kenal nggak?”
Dia mulai menatap ke kanan dan ke kiri. Kini semua mata mahasiswa di kelas tertuju padanya.
“Kok nggak ada yang saya kenal ya.” Desisnya.
“Tentu. Ini mata kuliah Digital Marketing, Prodi Manajemen.”
Mahasiswa tersebut kaget, lalu mulai membuka gadgetnya. Sepertinya dia cek dashboard sistem kemahasiswaan.
“Tapi nomor ruangannya betul kok.” Katanya yakin.
“Gedungnya sama tidak?” Saya bertanya lagi.
Mahasiswa itu kembali menatap layar tabletnya.
“Ohh…iya. Maaf Miss, ternyata beda gedungnya.” Jawabnya lalu segera mengemasi barang-barangnya.
“Maaf ya Miss.” Katanya sekali lagi, lalu kabur.
Mahasiswa di kelas masih bengong. Lalu saya tegur mereka.
“Kalian nih ya, ada mahasiswa nyasar lama banget kok nggak diingatkan.”
Mereka semua tertawa. “Kirain itu kating tadi.” Jawab mereka.
Saya pun heran sejujurnya. Sudah 50 menit berlalu, sejak persiapan kelas hingga mendengarkan materi saya. Dia juga sudah mencatat materi saya, tapi masih nggak ngeh kalau salah jurusan. Salah gedung, salah mata kuliah juga.
Padahal segitu lamanya saya pajang cover materi yang berisi nama mata kuliah, program studi, dan nama dosennya di white screen.
Heran gue.
Post Terkait:
Megapolitan Street Specialist, Bisa dipajang di LinkedIn nih!
Add comment