Saat saya sedang serius mengajar, dan mahasiswa di kelas sedang menyimak. Lalu tiba-tiba ada mahasiswa yang terlambat 1 jam lebih.
Dia masuk tanpa mengetuk pintu, kemudian nyelonong masuk kelas tanpa permisi. Saat saya perhatikan, ternyata dia juga datang dengan penampilan yang tidak standar mahasiswa. Baca: berantakan dan menyalahi standar dresscode.
Di kampus memang ada standar dresscode. Pakaian mana yang boleh dan tidak boleh dipakai. Alas kaki seperti apa yang boleh dan tidak diperbolehkan. Apalagi di kelas, saya selalu menerapkan kedisiplinan dalam menggunakan outfit.
Harus sopan, likeable, business like. Karena ini kelas manajemen. Setidaknya harus mencerminkan dengan keadaan di dunia profesional.
Saya berhenti sejenak dari proses mengajar, lalu menatap mahasiswa tersebut dengan “lirikan mata” yang menurut saya ramah sekali sih. Tapi tidak buat mahasiswa. Judes katanya.
“Masnya, mahasiswa mana?” tanya saya.
“Kelas ini bu.”
“Anda tidak salah masuk kelas?” tanya saya lagi.
“Nggak bu, saya mahasiswa ibu.”
“Tapi saya tidak merasa punya mahasiswa seperti anda.”
“Benar bu, saya mahasiswa kelas ini.”
Ternyata disindir demikian dia masih belum bisa berpikir dan mengerti. Akhirnya saya berkata lagi,
“Itu coba dipegang gagang pintunya, terus dibuka.”
Dia pun membuka pintu.
“Bisa dibuka?” Tanya saya.
“Bisa bu.” Kata mahasiswa tersebut lalu memegang gagang pintu, kemudian membuka pintunya.
“Nah sekarang tutup pintu dari luar. Itu di lantai dasar banyak kaca, coba anda ngaca dulu lalu renungkan. Apa benar anda mahasiswa saya?”
Buat kalian yang merasa, mahasiswanya cukup sopan kok….
Coba deh kalian berpikir lebih dalam lagi. Kalau memang mahasiswa, berarti harus berpikir selayaknya mahasiswa.
Setiap dosen punya gaya mengajar dan aturan kelas masing-masing yang dituangkan dalam kontrak perkuliahan. Kalau dalam bahasa akademiknya, kita sebut sebagai RPKPS (Rencana Perkuliahan per Semester).
Biasanya aturan kelas itu disampaikan oleh dosen ke mahasiswanya di pertemuan pertama. Kemudian, aturan tersebut disepakati bersama antara mahasiswa dan dosen.
Saya pribadi, selalu menjunjung tinggi adab dan etika di perguruan tinggi. Karena menurut saya, kampus adalah majelis ilmu. Harus dijunjung tinggi kehormatannya.
Jadi ketika mahasiswa tersebut etikanya minus, ya saya ingatkan.
Tapi kalau ngelunjak, saya keluarkan dari kelas. Saya suruh introspeksi diri.
Kalau masih tidak berubah, jemari saya bisa ngetik angka nol kan di daftar nilai?
Add comment