Tak usah kau bermuram durja
memusingkan bau busuk tak berbangkai
mencaci pun tiada guna,
seperti kebanyakan halilintar kurang hujan
biarlah dia menepuk air di dulang
menjemur bangkai di atas bukit
membiarkanmu makan hati berulam jantung
makan tak enak, tidur tak nyenyak
gundah gulana, diam seribu bahasa
Sungguh tak perlu kau risaukan lagi
bersikaplah seperti air di dalam kolam
tenang tak beriak.
biarkan waktu yang menghapus arang di muka
karena lama kelamaan orang pun tahu dirinya…
yang di luar bagai madu, di dalam bagai empedu
*Sajak di atas bukan murni tulisan saya. Diambil dari kumpulan Peribahasa Indonesia, kemudian oleh saya diberikan kata sambung, imbuhan, dan beberapa kalimat sehingga tersusunlah sebuah sajak. Sayangnya, saya pun tidak tahu penulis asli masing-masing peribahasa tersebut. Yang pasti, bukan tulisan saya.
Add comment