Perjalanan Bandung Yogyakarta dengan Kereta Api Turangga
Hallo Readers, kali ini saya akan mereview perjalanan saya dari Bandung ke Yogyakarta bersama KA Turangga Tanggal 19 September 2017. Perjalanan ini memang sudah saya rencanakan sejak jauh hari. Sekitar 1,5 bulan sebelumnya. Tujuannya adalah untuk memberikan udara segar pada otak saya, juga mencari peluang bisnis baru sekaligus mendapatkan angin segar untuk bahan tulisan.
Baca juga: Yogyakarta, Pendar Permata dari Tanah Jawa
Dimulai dari Stasiun Bandung, saya memilih Kereta Api Eksekutif Turangga untuk mengantarkan saya dan adik saya ke Yogyakarta. Ini pertama kalinya saya naik KA Turangga. Kereta Api ini merupakan Kereta Api Eksekutif relasi Bandung dengan tujuan akhir Stasiun Surabaya Gubeng. Adapun stasiun persinggahannya adalah di Stasiun Cipeundeuy, Tasikmalaya, Banjar, Kroya, Kutoarjo, Yogyakarta, Solo Balapan, Madiun, Nganjuk, Kertosono, Jombang, Mojokerto, dan terakhir di Stasiun Surabaya Gubeng.
Baca juga: Review Kereta Argo Parahyangan Kelas Eksekutif Buatan PT Inka
Perjalanan dari Bandung ke Yogyakarta ditempuh kurang lebih 7 jam 55 menit. Saya berangkat pukul 19.30 WIB dari Stasiun Bandung, dan sampai di Stasiun Tugu Yogyakarta pukul 03.25. Tepat waktu. Harga tiket Bandung-Yogyakarta Rp310.000/orang.
Gerbong keretanya merupakan gerbong kereta lama, namun dalam kondisi baik. Kursinya dilapis kulit, dan diberikan bantal. Karena perjalanan malam, penumpang diberikan selimut dalam kondisi terbungkus kemasan plastik rapi, dan wangi. Seperti baru dilaundry. Jadi jangan khawatir gatal-gatal jika anda memakainya.
Baca juga: Review Gerbong Kereta Ekonomi AC Argo Parahyangan
Seperti gerbong kereta api pada umumnya, kondisi kamar mandi bersih, dengan air yang mengalir baik. Gerbong juga bersih. Meskipun kursinya agak sedikit kurang nyaman untuk tidur karena cukup keras. Malah kalau menurut saya, lebih enak kursi kereta api eksekutif Lodaya atau Argo Parahyangan gerbong lama dibandingkan Turangga.
Baca juga: Review KA Ekonomi Pasundan Bandung-Yogyakarta
Suspensinya cukup baik, sehingga kita yang berada di dalam gerbong tidak terlalu merasa berisik dan bergoyang-goyang. Satu yang saya paling suka, yaitu restaurantnya. Berbeda dengan restorasi pada Kereta Api Argo Parahyangan, Serayu, atau Lodaya, Restorasi KA Turangga terkesan mewah. Desain kursinya lebih bagus, lebih empuk, juga jendelanya lebih unik dibandingkan gerbong restorasi kereta api lain. Suspensinya juga lebih oke. Kalau di gerbong restorasi kereta api lain goncangannya sangat terasa, di gerbong restorasi KA Turangga tidak demikian. Goncangan tetap minim, seperti kita berada di gerbong penumpang. Sehingga kita bisa makan dan minum dengan nyaman. Beberapa penumpang bahkan bisa kerja dengan menggunakan laptop di gerbong restorasi ini.
Baca juga: Perjalanan Bandung Purwokerto Bersama KA Serayu
Kayaknya segitu dulu review dari saya, tentunya setiap KAI ada lebih dan kurangnya. Tapi overall, saya nilai sih Kereta Api Indonesia sudah cukup nyaman. Begitupula ketepatan waktunya yang patut diacungi jempol.
Karena waktu masih pagi saat kami sampai di Yogyakarta, maka saya dan adik saya memilih menunggu di ruang tunggu Stasiun Tugu Yogyakarta. Ruang tunggunya nyaman, dilengkapi dengan kursi yang bisa berfungsi untuk charge HP. Kondisi Stasiun juga bersih, toiletnya bersih, mushallanya juga bersih.
Salam Kereta Api Indonesia.
Add comment