Curug Ciangin Subang dan sebuah perjalanan yang takkan pernah sama
Pagi itu, yang sebenarnya menjelang siang. Tak diingat lagi soal tanggal dan harinya. Karena seperti biasanya, jika pergi selalu tergesa-gesa. Sibuk mengejar waktu yang sudah banyak terbuang. Karena entahlah apa yang dilakukan sehingga nyaris tak pernah sesuai janji yang dibuat dengan kenyataan.
Di pagi menjelang siang tadi, yang sebenarnya sudah tak efisien untuk pergi, kami pun pergi. Menuju lokasi yang seperti biasanya, tak kami ketahui keberadaannya. Hanya bermodalkan tanya, atau melihat papan petunjuk yang ada. Jika ada sinyal dan google maps berbaik hati, maka kami pun ditunjukkan jalan melalui ponsel kami.
Rute Menuju Curug Ciangin
Dari Kota Bandung, perjalanan kami tempuh sekitar 1,5 jam. Semula terlewatkan, tapi kemudian kami berbalik ke jalan yang ditunjukkan oleh seorang penduduk. Tujuan kami adalah Curug Ciangin, Subang. Terletak di balik rimbunnya hutan dan menjorok masuk melewati beberapa perkampungan di daerah Ciater. Tepatnya, jika kita dari arah Bandung, maka berbeloklah ke kanan setelah pintu masuk Sari Ater Hot Spring Resort. Bersiaplah melalui jalan yang rusak, bolong disana sini, namun sarat dan padat akan pemukiman warga.
Makin ke dalam, maka kita akan menemukan jalan yang mulus. Namun demikian, sudah jarang pemukiman warga di daerah ini. Berganti dengan perkebunan sayur, bunga, dan juga pepohonan yang menyejukkan. Pemandangan juga menawan dan menenangkan hati. Meskipun lagi, saya tetap tak sempat menikmatinya. Hanya sibuk mengejar tujuan, yang saya pun belum tahu dimana letaknya.
![Curug Ciangin Subang](http://www.arumsilviani.com/wp-content/uploads/2018/07/DSCN6391-1024x768.jpg)
Lama melaju, sekira 15 atau 20 menit, jalan mulus tadi berubah menjadi jalan sempit yang rusak. Terdapat perkampungan warga yang cukup padat disini. Tak jarang pula kami berpapasan dengan warga, dan menyapa mereka karena kami melewati pekarangannya. Hingga kami kembali melewati jalan yang terjal, dan menemukan sebuah Plang “Curug Ciangin” dan Kampung Wisata Panineungan.
![Curug Ciangin Subang](http://www.arumsilviani.com/wp-content/uploads/2018/07/DSCN6395-1024x768.jpg)
Saya kira curug ini sudah dekat, ternyata kita harus melalui jalan sempit dengan berjalan kaki. Kendaraan kami parkir di tempat parkir yang sudah disediakan oleh warga. Di sebelah Gapura dan dekat dengan kolam renang dengan air yang jernih.
![Curug Ciangin Subang](http://www.arumsilviani.com/wp-content/uploads/2018/07/DSCN6381-1024x768.jpg)
Gerimis sudah mulai turun, kabut pun menyusulnya. Namun yang saya rekam dalam memori adalah, saat saya berjalan menyusuri hutan basah diiringi senandung Tonggeret yang semakin nyaring. Jalan setapak itu becek, juga terlihat jarang dilalui orang. Licin sekali jika hujan, karena bebatuannya kebanyakan terselubungi lumut hijau.
Hingga akhirnya kami sampai di sebuah gapura kecil, bertuliskan “Curug Ciangin”.
Tempat Wisata yang dikelola warga
Saat kami melewati gapura “Curug Ciangin” kami berdua disambut oleh seorang ibu paruh baya. Beliau tersenyum ramah dan meminta kami untuk ke counter tiket. Tempat pembayaran biaya masuk yang sebenarnya adalah sebuah gubuk dari kayu dan beratapkan jerami. Kami membayar retribusi sebesar Rp10ribu per orang. Sebagai tanda terima, ibu paruh baya tadi memberikan dua lembar karcis pada saya.
![Curug Ciangin Subang](http://www.arumsilviani.com/wp-content/uploads/2018/07/DSCN6306-1024x768.jpg)
Gerimis rintik-rintik pun berubah jadi hujan yang cukup besar. Sehingga kami yang semula sudah separuh jalan menuju air terjun, mengurungkan niat kami. Kembali duduk di warung milik ibu tadi. Cuaca yang dingin membuat saya memesan segelas kopi pada sang ibu. Sambil menikmati kopi tersebut, kami pun bercengkrama. Sang ibu yang maaf, saya lupa namanya, adalah istri dari sang pemilik Curug Ciangin.
Ternyata, Curug Ciangin yang terletak di pedalaman Subang ini merupakan tanah milik warga setempat. Abah Wardi namanya. Beliau dan keluarganya membuka Curug ini sebagai destinasi wisata alam yang cukup memikat. Bersama saudara-saudaranya, Abah Wardi mendirikan penginapan dan warung untuk memudahkan pengunjung jika ingin menikmati Curug Ciangin.
Jalan terjal menuju Curug Ciangin
Tak terasa, hujan sudah mulai berhenti. Kami melanjutkan perjalanan menyusuri Curug Ciangin di bawah sana. Kami juga harus melewati tangga yang licin dan berlumut. Dilengkapi pegangan dari bambu, yang juga tertutup lumut.
![Curug Ciangin Subang](http://www.arumsilviani.com/wp-content/uploads/2018/07/DSCN6359-1024x768.jpg)
Suara air yang deras terdengar semakin jelas. Warna air tersebut pun coklat, karena membawa lapisan tanah yang tergerus dari pegunungan. Ketika makin dekat dengan air terjun tersebut, kami pun baru menyadari, ternyata ada dua air terjun disini. Satu air terjun yang cukup pendek, dan satu lagi dengan aliran yang sangat deras dengan tinggi sekitar 5 meter.
![Curug Ciangin Subang](http://www.arumsilviani.com/wp-content/uploads/2018/07/DSCN6344-2-1024x768.jpg)
Air terjun yang pendek ini dinamakan Curug Nangka Bongkok. Sedangkan air terjun dengan aliran deras dan tinggi sekitar 5 meter dinamakan Curug Ciangin. Namun demikian, justru Curug Nangka Bongkok jauh lebih berbahaya jika dibandingkan dengan Curug Ciangin. Curugnya memang rendah, dengan air di bawahnya yang terlihat tenang. Tapi sejatinya, air yang nampak tenang dan tak beriak di permukaan ini justru sangat dalam. Sehingga pengunjung tak diperbolehkan bermain di sekitar Curug Nangka Bongkok.
Ah, kita memang tak boleh menyepelekan segala sesuatu yang terlihat tenang. Karena ketenangan di permukaan tak berarti tak dalam dan tak berbahaya. Seperti manusia yang diam dan terlihat menerima, justru akan memberikan kejutan tak terkira manakala Ia sudah sampai pada batas pertahanannya. Jika sudah demikian, nyaris tak mungkin mengharapnya kembali pada keadaan semula.
![Curug Ciangin Subang](http://www.arumsilviani.com/wp-content/uploads/2018/07/DSCN6329-1024x768.jpg)
Ketinggian Curug Ciangin
Sedangkan Curug Ciangin yang memiliki ketinggian 5 meter dan hempasan air yang sangat kuat malah aman untuk bermain. Dengan catatan, tidak dalam kondisi sedang hujan seperti saat kami datang. Jika musim kemarau, air Curug Ciangin tak sederas saat itu. Warnanya pun biru terang dan bersih. Pengunjung bisa bermain seluncur menggunakan Ban yang sudah disediakan oleh warga setempat.
![Curug Ciangin Subang](http://www.arumsilviani.com/wp-content/uploads/2018/07/DSCN6352-1024x768.jpg)
Curug Ciangin memiliki hempasan yang sangat kuat. Pantaslah jika dinamakan Ciangin. Karena memang angin yang bertiup di Curug ini sangatlah kuat. Jika tak kokoh berdiri, maka kita akan terhempas oleh angin dan dalam sekejap, baju kita akan basah kuyup karenanya.
Hujan kembali deras saat kami tengah menikmati Curug Nangka Bongkok dan Curug Ciangin. Untungnya, warga setempat menyediakan gubuk kecil untuk berteduh dan melindungi kami dari derasnya air hujan. Pohon bambu yang berdiri di sepanjang jalan dan mengelilingi kawasan air terjun juga memberikan irama tersendiri saat angin meniupnya. Membuat basah wajah akibat daunnya yang memercikkan air hujan.
Lama, kami hanya duduk berdiam diri. Tak ada yang bisa dilakukan manakala sedang hujan. Bahkan yang seharusnya saat itu bisa untuk saling bercengkrama merencanakan masa depan, tak juga dimanfaatkan untuk membahasnya. Ah, belakangan saya justru bersyukur, karena jikalau saat itu kami saling bicara, hanya akan jadi kenangan yang menyesakkan.
Lebih dari satu jam berlalu, dua orang bapak yang duduk di seberang kami masih sibuk memancing di tepian sungai. Entah dapat ikan atau tidak setelah sekian lama duduk terpekur menatap kail. Tak peduli meskipun badan mereka sudah basah kuyup. Terkena siraman air hujan, juga hempasan angin dan air dari Curug Ciangin.
Kami mengambil gambar selama beberapa saat. Setelahnya, kami kembali naik ke atas, melalui tangga yang cukup curam dan licin. Kembali lagi ke warung ibu penjaga Curug Ciangin tadi. Saat kami sampai, ternyata sudah ada Abah Wardi. Beliau bersama istrinya menyambut kami berdua.
Harga penginapan dan makanan
Abah Wardi menjelaskan soal penginapan. Kita bisa menginap disini dan memesan konsumsi berupa nasi liwet. Harganya sangat murah, untuk nasi liwet hanya dibanderol sekitar 140-160ribu saja, yang cukup untuk 12 porsi. Lauknya bisa kita pilih. Sedangkan harga penginapan per malam, mungkin bisa anda tanyakan langsung ke Abah Wardi jika anda berminat menginap disini. Nomor telepon yang bisa anda hubungi : 0823-1673-4991. Abah Wardi sangat ramah dan juga bersikap terbuka pada pengunjung.
![Curug Ciangin Subang](http://www.arumsilviani.com/wp-content/uploads/2018/07/GOPR8680-1024x768.jpg)
Jika anda ingin merasakan sensasi menginap di pemukiman warga yang jauh dari hiruk pikuk kota, jauh dari keramaian dan dekat sekali dengan ketenangan, anda bisa mencoba untuk menginap disini. Tak usah khawatir urusan perut, karena warga bersedia memasakkan makanan khas yang lezat dan murah untuk anda. Jika ingin berenang di kolam renang, tak perlu ragu. Anda bisa berenang di kolam renang yang dibangun warga, hanya dengan membayar sekitar Rp10ribu rupiah saja. Airnya jernih dan bersih, berasal dari pegunungan dan bebas kaporit.
![Curug Ciangin Subang](http://www.arumsilviani.com/wp-content/uploads/2018/07/DSCN6312-1024x768.jpg)
Sampai disini dulu liputan perjalanan saya, semoga di lain waktu saya bisa menuliskan tempat yang lebih indah lagi. Menggambarkannya dengan lebih jelas lagi, dan mendeskripsikannya dengan lebih menawan lagi, sehingga anda bisa lebih menikmatinya.
Life Lesson
Mumpung masih ada waktu, seringlah berjalan dengan orang yang anda sayangi, jangan lupa untuk menikmati suasana di sekitarnya dan jangan sibuk sendiri. Buang jauh-jauh gadget anda. Biarkan hanya anda, orang tersayang, dan juga alam yang menemani kalian. Memberikan vibe yang positif, sehingga anda bisa kembali kerumah dengan perasaan lebih bahagia.
Happy traveling.
Baca juga:
Seger banget kelihatannya.
Iya, ini letaknya memang agak di pedalaman Subang
Assalamu’alaikum Bah wardi mohon maaf sebelumnya .. banyak pelanggan Bah wardi yang nyasar ke saya karna nomer bah wardi yg dipampang di atas sama dengan nomor saya … Mungkin sudah belasanbyang nyasar ke saya mereka ingin pesen penginapan tapi selalu nyambung ke saya … mohon maaf Untuk saat ini saya tidak bisa ganti nomor hp saya