Corona Virus Indonesia, Bagaimana Menghadapinya?
Kalau lihat berita, saya prihatin sekali dengan tingginya lonjakan penderita Covid-19 di bumi pertiwi. WHO bahkan menetapkan Virus ini jadi pandemik. Artinya, penyakit ini menyebar cepat di beberapa negara bahkan lintas benua. Global virus istilahnya.
Berbahaya memang, kalau kita memandangnya dari sisi medis. Tapi kalau kita pandang lebih jauh, Corona Virus ini memaksa kita semua kembali ke Default. Balik lagi ke Standard Operation Procedure yang ditetapkan Allah buat hambaNya. Memanusiakan kita sebagai manusia yang sudah terlalu lama lengah menghadapi dunia fana.
Diantara default yang ditetapkan Allah adalah menjaga kebersihan (kita yang muslim diwajibkan cuci tangan, wajah, telinga, kepala dan kaki 15 kali sehari). Makan makanan yang bersih dan halal, tidak ke pemandian umum, dan terutama, menutup aurat bagi pria dan wanita.
Virus ini biasanya nempel sekitar 14-21 hari. Cukup untuk membentuk kebiasaan baru manusia, yaitu hidup sehat.
Baca juga: Listrik padam, pulau Jawa blackout
Dampak Corona Virus Indonesia, buat Para Pekerja
Buat para pekerja, tindakan pemerintah untuk lockdown beberapa daerah, pastinya memberikan hikmah besar. Bisa lebih intens dengan keluarga dirumah, juga bisa lebih kreatif dan efisien dalam bekerja secara online. Lagi-lagi, Kita semua dipaksa Corona Virus untuk slow down dan merangkul disrupsi jaman.
Yang tadinya anti online terpaksa harus online. Yang tadinya nggak mau belajar teknologi alias gaptek, terpaksa harus belajar. Keren ya kekuatan Virus ini. Bisa menjamah ke segala aspek kehidupan kita.
Terlepas dari itu semua, virus ini membuat kita merasa, dunia tidak ada apa-apanya. Virusnya nggak pandang bulu mau nempel ke siapa. Kaya atau miskin. Berpendidikan atau tidak. Semua berpotensi kena. Oleh karenanya, kita butuh waspada. Namun tak perlu panik menghadapinya.
Yuk, kita sama-sama kembali ke awal. Kembali ke Default dan mengikuti SOP yang dibuat Sang Maha Segala. Semoga segalanya berakhir baik. Juga memberikan pemahaman tentang hidup lebih baik.
Aamiin.
Bandung, 15 Maret 2020.
Arum Silviani
Add comment