Rumah Merah Lasem mungkin kurang akrab di telinga kalian semua. Sebuah homestay yang terletak di kawasan Tiongkok Kecil Heritage Lasem ini sudah berusia lebih dari 200 tahun. Bangunannya menggabungkan antara gaya peranakan Cina dengan indies Belanda. Lalu kiranya, bagaimana kesan menginap di Homestay yang telah berusia ratusan tahun ini?
Tentang Lasem dan Rumah Merah Lasem
Buat kalian yang baru dengar tentang Lasem, ini adalah kota kecil di pesisir Jawa Tengah. Berjarak sekitar 143 kilometer dari Kota Semarang.
Lasem merupakan kota kecil yang memesona dengan sejarah, bangunan lama, serta perpaduan antara budaya Tionghoa dan Jawa. Dua budaya yang melatarbelakangi kecantikan dan keunikan kota ini.
Jika kalian mau mengenal Lasem lebih jauh, silakan baca dulu postingan berikut:
Rangkuman Perjalanan Dua Hari di Lasem:
- Bernostalgia dengan perabot kuno di Waroeng Lasem
- Belanja batik Tiga Negeri di Oemah Batik Lasem
- Menyusuri jajaran rumah tua di Kampoeng Heritage Desa Karangturi Lasem
- Mengenal Warung Kesengsem Lasem, pusat nongkrong anak muda Lasem yang hits
- Sejenak menyapa Opa Lo, Pemilik Rumah Opa Oma Lasem
- Mengulik Arsitektur Kelenteng Cu An Kiong Lasem, Klenteng Pertama di Pulau Jawa
- Mengenal Kong Co The Three Musketeers of Lasem di Kelenteng Gie Yong Bio
- Bertamu ke Rumah Tegel Lasem
- Menikmati Tenggelamnya Sang Surya di Pantai Watu Layar, Lasem
- Itinerary Wisata Lasem, Dua Hari nggak sampai sejuta!
- Homestay Rumah Merah, Penginapan Tiongkok Kecil Heritage Lasem yang memanjakan mata
- Menginap di Wisma Pamilie, Rumah Oei Lasem
Di postingan ini saya mau cerita ke kalian semua pengalaman saya menginap di Homestay Rumah Merah Lasem.
Arsitektur Homestay Rumah Merah yang Memesona
Sudah sejak lama saya jatuh cinta dengan arsitektur Homestay Rumah Merah Lasem, yang sekaligus menjadi icon sejarah dan budaya Lasem.
Bentuk bangunannya unik, campuran antara gaya bangunan China dan Indies Belanda dengan ornamen khas Tiongkok.
Tiangnya besar-besar, pendoponya megah, pintunya dari kayu yang di selot dengan kayu juga. Kebayang ngga sih cakepnya kayak apa? Vintage banget pokoknya.
Selain suka arsitekturnya, saya juga suka warnanya. Merah, kuning, dan warna mentereng lainnya yang bikin semangat meskipun panas menyengat. Berkesan megah gitu.
Sejarah dan Misteri Penginapan Rumah Merah Lasem
Sebelum saya kemari, saya dapat informasi bahwa konon katanya, Penginapan Rumah Merah Lasem itu angker.
Konon katanya, bangunan yang didirikan sekitar abad ke-19, atau tahun 1800-an ini menyimpan aneka misteri mulai dari banyak “Jin” nya. Selain itu, ada juga yang bilang kalau disini banyak yang kena gangguan makhluk halus dan lainnya.
Kalau saya sih nggak peduli dengan itu semua, karena di mata saya, bangunan Rumah Merah ini justru mempesona dengan caranya.
Sebagai gambaran, kalau kalian yang segenerasi dengan saya, dulu kalian suka nonton serial Vampir China yang loncat-loncat nggak? Vampirnya bakal berhenti menyerang kalau sudah ditempelin kertas bertuliskan aksara Mandarin di jidat mereka.
Nah bangunannya tuh mirip kayak di film itu. Cakep banget.
Rumah Merah Lasem sekarang sangat terawat, setelah pindah kepemilikan. Jauh dari kata angker.
Padahal sesungguhnya saya masih penasaran versi Rumah Merah yang lama, yang konon banyak hantunya.
Aneh ya akutuh?
Penasaran saja sih dengan auranya di masa lalu. Mungkin kegagahan dan magisnya masih lebih kuat dibandingkan hari ini.
Sekarang bangunan nan megah ini dimiliki oleh Bapak Rudy Hartono, seorang pengusaha asal Lasem.
Alhamdulillah Pak Rudy sangat mengerti soal potensi Lasem. Beliau benar-benar berniat melestarikan budaya Jawa-China yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Sehingga kita tidak kehilangan salah satu bangunan terindah nan bersejarah ini.
Fasilitas Kamar
Anyway, kelebihan Rumah Merah Lasem untuk para traveler adalah kamarnya yang besar dengan harga terjangkau, tempat tidur yang besar, kamar mandi luas, wifi kenceng dan banyak colokan! Ini yang terpenting.
Saat traveling, pasti kita bakal bawa banyak gadget. Mulai dari handphone, power bank, laptop, kamera, dan lain sebagainya keperluan untuk mengabadikan moment perjalanan.
Kalau perginya rombongan lalu tinggal dalam satu kamar, biasanya kami rebutan colokan. Sehingga seringkali kami harus bawa extention cable dari rumah.
Pengelola Rumah Merah Lasem sepertinya menangkap hal esensial seperti ini.
Fasilitas dan Tarif Menginap Per Malam di Homestay Rumah Merah, Tiongkok Kecil Heritage
Pada saat saya dan teman-teman menginap di Homestay Rumah Merah, kami memilih kamar exclusive. Tarif per malamnya IDR 400.000/malam, untuk 4 orang. Jadi jatuhnya kami hanya bayar IDR 100.000/orang/malam.
Fasilitas kamarnya pun bikin nyaman. Kamar yang kami tempati sudah dilengkapi dengan AC, dua tempat tidur queensize, handuk, dan air mineral.
Kecuali kamar mandi yang modern, kamar di Rumah Merah masih mempertahankan keasliannya. Lantainya, juga jendela dan pintunya yang eksotis.
Duh gimana ya menggambarkannya? Kalian lihat saja deh fotonya.
Nah segitu dulu review saya, semoga bisa memberikan gambaran untuk kalian semua.
Saya sendiri belum puas mengunjungi Lasem. Ingin disana lebih lama untuk menyusuri setiap sudutnya. Karena setiap rumah di Lasem memiliki sejarah dan ceritanya sendiri, maka rasanya sayang untuk tidak dibagi.
Nantikan postingan saya berikutnya tentang Desa Karangturi, sebuah kampung batik di Lasem yang sudah berdiri sejak ratusan tahun lalu.
Add comment