Solo Traveling ke Kuala Lumpur, Menara Kembar Petronas

5 Hal yang Perlu Kamu Ketahui Saat Solo Traveling ke Kuala Lumpur

Hai, kalian semua apa kabar? Lagi sibuk apa selama sebulan ini? Kalau saya masih sibuk ngajar dan beberapa kerjaan lain. Akhirnya baru sempat nulis ini deh. Tentang 5 hal yang perlu kalian ketahui saat Solo Traveling ke Kuala Lumpur.

Perjalanan saya mulai dari BSD menuju Terminal 2F Bandara Soekarno Hatta. Saya naik Commuterline dari Stasiun Rawabuntu menuju Stasiun Duri, lalu melanjutkan dengan Commuterline Bandara Soetta. Cerita lengkapnya sudah saya ceritakan di postingan di bawah ini:

Rangkaian Tulisan tentang Solo Traveling ke Malaysia:

1. Mengenal Bandara KLIA 2 dan Proses Imigrasi

Buat kalian yang baru pertama kali ke Malaysia, hal ini perlu dipahami terlebih dahulu. Ada 2 bandara di Kuala Lumpur. KLIA 1 dan KLIA 2.

Biasanya KLIA 1 melayani penerbangan dari maskapai full service seperti Garuda Indonesia, Transnusa, Singapore Airlines, Batik Air, dll. Sedangkan KLIA 2 melayani penerbangan maskapai Lowcost carrier, seperti Air Asia atau Lion Air.

Karena saya menggunakan maskapai Air Asia, saya mendarat di Bandara KLIA 2. Proses imigrasi berlangsung cepat, karena saya juga sudah mengisi MDAC (Malaysia Digital Arrival Card) sehari sebelum keberangkatan. Kalian wajib isi juga setiap mau masuk Malaysia.

Kondisi Bandara KLIA 2 ini ramai, seperti mall. Kalau di Indonesia mirip Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, tapi dengan harga barang dan makanan yang lebih terjangkau.

Iya, beneran. Karena di KLIA 2 banyak foodcourt dengan harga yang sangat terjangkau bahkan murah kalau menurut saya. Jadi nggak usah khawatir makanan mahal.

2. Cara Menarik uang cash di bandara KLIA 2

Di Bandara KLIA 2, saya tarik uang cash dulu. Kalau saya ke luar negeri memang saya selalu ambil uang cash di negara tujuan. Lebih murah kursnya. Nah kalau di Malaysia, rekomendasi saya kalian ambil di ATM HSBC syariah. Disitu potongannya hanya Rp20.000 (biaya dari bank di Indonesia). Kalian tidak kena charge dari bank HSBCnya.

Sedangkan kalau kalian ambil di ATM Maybank, kalian akan kena potongan sebesar RM 15. Saat itu kurs RM 1= Rp3500. Sayang banget kan sekali ambil kena charge 50 ribu lebih.

Bentuk Uang Cash Ringgit Malaysia, Solo Traveling ke Kuala Lumpur
Uang Cash Ringgit Malaysia

Saran saya sih kalau ambil uang cash jangan terlalu banyak, karena di Kuala Lumpur, hampir semua tempat selain di pasar, bisa bayar pakai kartu debit. Saya bawa 2 kartu debit dari Indonesia. Satunya berlogo visa, satunya mastercard. Dan keduanya bisa dipakai dengan sangat-sangat lancar. Alhamdulillah.

Oleh karena itu, pastikan kartu kalian berlogo visa atau mastercard ya. Karena kalau GPN tidak bisa dipakai untuk transaksi luar negeri.

3. Transportasi dari Bandara KLIA 2 ke KL Sentral

Ada 3 pilihan moda transportasi dari Bandara KLIA 2 menuju KL Sentral. Ada Bus, Kereta, dan Grabcar. Harga bus sekitar Rp55.000-60.000, Kereta sekitar Rp172.000, sedangkan Grabcar sekitar Rp250.000.

Kalian bisa sesuaikan dengan budget kalian masing-masing. Kalau perginya bertiga, menurut saya sih naik Grabcar lebih oke. Tapi karena saya sendirian, saya memilih naik bus. Cepat juga kok, perjalanan hanya sekitar 50 menitan. Cukup nyaman juga busnya.

4. Transportasi dari KL Sentral Menuju Hotel

Dari KL Sentral menuju hotel, saya naik MRT. Harganya sekitar RM 3,70, atau sekitar 13 ribu rupiah. Mirip-mirip lah dengan harga tiket MRT di Jakarta. Saya beli pakai uang cash di mesin penjual tiket. Nah kalian bisa menggunakan pecahan koin, atau uang kertas RM 1-RM 5. Pecahan diatas nominal tersebut seringkali mesinnya tidak bisa menerima.

Nanti kalau pembelian tiket berhasil, kalian tinggal ambil tiket yang berbentuk koin berwarna biru. Setelahnya nanti kalian tapping di gate masuk, lalu saat keluar, masukkan koin tersebut ke gatenya.

LRT Transportasi Publik di Malaysia
LRT Transportasi Publik di Malaysia

Kebetulan saya memilih hotel memang selalu berdekatan dengan Stasiun MRT, LRT, atau halte bus. Mahal sedikit nggak masalah buat saya. Yang penting saya bisa nyaman jalan kaki sambil geret koper.

Hotel di Chow Kit, Kuala Lumpur
Hotel di Chow Kit

Biasanya hotel seperti ini tidak terlalu dekat dari tempat wisata. Namun demikian, saya lebih butuh hotel yang dekat dengan transportasi publik, daripada yang dekat tempat wisata. Oleh karena itu, mobilitas saya jalan-jalan akan jauh lebih mudah dan murah.

Kali ini saya menginap di Chow Kit. Tidak terlalu populer buat orang Indonesia pastinya, karena dekat dengan pasar. Tapi saya suka, karena here is where the local’s eat! When I am traveling, I loved to join with local. Suka aja gitu, jadi lebih terasa vibes travelingnya.

Ternyata, disini malah banyak bulenya. Mungkin mereka sama seperti saya, suka traveling yang melokal.

Oh iya, yang saya suka dari Chow Kit adalah, hampir semua pedagang, dan orang-orang disini ramah sekali dengan orang Indonesia. Ternyata, kebanyakan dari pedagang pasar di Chow Kit adalah keturunan Aceh! Surprise ya.

5. Jangan Lewatkan Makan di Warung Mamak

Kalau kalian suka kuliner yang nggak menguras kantong di Malaysia, Warung Mamak adalah pilihan yang tepat. Ini bukan nama warung ya, melainkan nama jenis stall/kedai yang menjual makanan berat.

Di Indonesia kita kenal Warteg kan? Nah di Malaysia namanya warung mamak. Cuma bedanya, warung mamak ini menyajikan menu beragam. Mulai dengan nasi lemak, nasi kuning, aneka lauk pauk, sampai dengan yang jual mie juga dibilang warung mamak. Intinya sih pedagang kaki lima, atau rumah makan yang menjual makanan berat, disebut Warung Mamak.

Harganya sangat bersahabat. Nggak jauh beda sama di Indonesia, bahkan kalau dibandingkan dengan harga makanan di BSD tempat saya tinggal, Warung Mamak di Kuala Lumpur terhitung jauh lebih murah harganya.

Sepiring Nasi Lemak, Ikan Bakar, Sayuran, dan Segelas es teh tarik di Warung Mamak Chow Kit
Sepiring Nasi Lemak, Ikan Bakar, Sayuran, dan Segelas es teh tarik di Warung Mamak Chow Kit

Sebagai gambaran, sepiring nasi, ikan bakar, sayuran, dan segelas es teh tarik di sebuah warung mamak yang berbentuk rumah makan (kayak rumah makan Padang gitu), hanya RM 10. Atau kalau dirupiahkan, hanya Rp 35ribu saja.

Murah, kan?

Lesson Learned Solo Traveling ke Kuala Lumpur 

Sejauh ini pengalaman saya Solo Traveling ke Kuala Lumpur insyaAllah aman untuk perempuan. Kondisi di Kuala Lumpur mirip di Jakarta. Usahakan kalian jangan jalan terlalu malam. Sebisa mungkin jangan berjalan di tempat yang terlalu sepi. Ingat, bagaimanapun amannya, ketika sedang di negeri orang kalian harus selalu waspada.

Jangan lupa lantunkan doa safar sebelum terbang ke negeri tujuan, supaya kalian diberikan kebaikan dari negeri tersebut, dan dijauhkan dari segala keburukannya. Dzikir juga jangan lupa, dan sebisa mungkin jangan berhenti.

Selamat Berjalan, Semoga kalian bisa mengambil manfaat dari tulisan ini.

Arum Silviani

Lecturer, Travel Blogger and Founder of Antasena Projects

Add comment

AdBlocker Message

Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by disabling your ad blocker.

AdBlocker Message

Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by disabling your ad blocker.

Follow us

Don't be shy, get in touch. We love meeting interesting people and making new friends.