Ipoh Railway Station Solo Traveling dan Langkah Pertama di Ipoh

Solo Traveling dan Langkah Pertama di IPOH

Hai, kalian apa kabarnya? Baik-baik kan? Semoga kalian semua dalam keadaan sehat lahir batin ya. Supaya kalian bisa menyimak cerita saya, saat pertama kali saya menyambangi kota Kecil yang terletak diantara Kuala Lumpur dan Penang. Perjalanan dan langkah pertama di IPOH.

Kuala Lumpur, 22 Juli 2024

Hari masih gelap meskipun jam tangan saya sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi. Sepuluh menit yang lalu, suara adzan terdengar merdu, menyusup lewat jendela kamar hotel yang saya tinggali.

Sayang, Allah sedang memberi anugerah tamu bulanan pada saya saat itu. Sehingga saya tak bisa bersujud lebih lama. Hanya bisa mengucap puja dan puji dalam lantunan doa.

Saya bersiap, meskipun mentari belum menampakkan sinarnya. Kedisiplinan tetaplah harus dijalani, meskipun kita pergi sendiri. Apalagi ini adalah solo traveling pertama saya ke sebuah kota kecil di Malaysia.

Kenapa harus Malaysia?

Alasannya sederhana. Murah, mudah, dekat. Ditengah gempuran mahalnya tiket pesawat domestik di tanah air tercinta.

Juga sudah terlalu lama, saya tak berjalan dengan lengang di kepala. Dunia saya setahun terakhir terlalu ramai, hingga seringkali tak menyisakan sisa ruang sendiri untuk sang introvert ini.

Tepat jam 7 pagi, saya keluar dari hotel saya di kawasan Chow Kit. Sebuah kawasan yang banyak orang Acehnya. Tapi nanti saja lah saya ceritakan soal Chow Kit ke kalian. Saat ini belum saatnya.

Pagi Pertama di Chow Kit

Meskipun masih subuh, kawasan Chow Kit sudah mulai ramai. Riuh oleh mereka yang berjualan, dan mereka yang berbelanja. Warung-warung mamak bahkan sudah siap menjajakan menu andalannya, Nasi Lemak.

Bahasa melayu terdengar disana-sini, menyadarkan saya kalau saya tak sedang berada di negeri sendiri.

Namun demikian, saya tidak mampir pagi itu. Belum saatnya saya mencicipi lezatnya nasi lemak di Chowkit. Hal itu karena kereta yang akan membawa saya ke IPOH berangkat jam 8.27 pagi.

Saya belum tahu seberapa padat kondisi jalan dan MRT menuju KL Sentral. Jadi lebih baik berjaga, agar tak terlambat.

KL Sentral

Stasiun ini begitu besar dan rumit buat saya yang pertama kali menyambanginya. Bangunannya modern, meskipun arsitekturnya sederhana.

Hanya saja, buat saya yang tak pandai membaca peta, KL Sentral sungguh membingungkan. Karena ia adalah sentral dari seluruh rangkaian transportasi, maka MRT, LRT, Rapid KL, Kereta ETS, KL Transit, Kereta Bandara, dan lainnya berlabuh disini.

Akhirnya saya memilih untuk bertanya kepada petugas stasiun, yang pagi itu sedang menyesap kopi seraya memasang topi seragamnya. Olehnya, saya ditunjukkan untuk naik ke lantai dua, lalu belok kiri.

Kata beliau, disitu saya akan menemukan ruang tunggu Kereta ETS.

Saya pun berjalan cepat ke arah yang ditunjukkan oleh petugas.

Sesampainya saya di ruang tunggu, ternyata saya baru sadar, kalau saya salah membaca jadwal. Saat itu baru pukul 7.35 waktu Kuala Lumpur. Sedangkan kereta saya akan berangkat pukul 8.47. Bukan 8.20.

Saya terlalu pagi sampai disini.

Meskipun demikian, saya tidak sendiri. Banyak turis mancanegara yang juga sudah berada di ruang tunggu. Tujuan mereka sama dengan saya. IPOH.

Kereta ETS Kuala Lumpur – IPOH

Kereta berangkat tepat waktu. Sistem mereka pun tak jauh berbeda dengan Kereta Api Indonesia, sehingga saya yang membeli tiket lewat aplikasi, tidak perlu mencetaknya.

Cukup scan barcode di peron keberangkatan. Identitas saya pun tak diperiksa lagi.

Kereta ETS tujuan KL Sentral - Ipoh
Kereta ETS tujuan KL Sentral – Ipoh

Untuk kalian yang mau tahu cara membeli tiket kereta di Malaysia dari Indonesia, kalian bisa simak tulisan saya yang ini:

Cara Beli Tiket ETS Malaysia dengan Debit BCA

Saya duduk tenang di pinggir jendela. Tak lama kemudian, duduklah seorang ibu di samping saya. Ia hanya tersenyum kepada saya dari balik maskernya. Selanjutnya, ia tak bertanya apa-apa pada saya.

Alhamdulillah, akhirnya saya bisa tenang. Pagi itu saya memang sedang lelah dan tak ingin bicara. Energi saya lumayan terkuras saat saya berjalan jauh dari hotel ke KL City Sentral malam sebelumnya.

Stasiun demi stasiun terlewati. Namun tak banyak pemandangan indah yang bisa saya nikmati dari kereta ini. Kanan kiri hanya dipenuhi semak belukar, atau sesekali kita bertemu dengan kebun kelapa sawit.

Tidak ada gunung, pepohonan rindang, atau jalan naik turun seperti yang lazim kita temui jika naik kereta di Pulau Jawa.

Insiden di Kereta ETS

20 menit setelah kereta berlepas dari Stasiun KL Sentral, saya pun tertidur. Entah berapa lama, saya terbangun ketika kereta mendadak berhenti. Lama sekali terhenti sampai terdengar pengumuman kalau ternyata kereta sedang mengalami gangguan sinyal.

Hal yang sangat jarang ditemui di Indonesia.

Saya yang semestinya sudah bisa mengeksplor Ipoh dari pukul 11.30, terpaksa harus mundur jauh. Lebih dari satu jam.

Tak mengapa. Apapun kejadiannya, langkah pertama selalu terasa istimewa. Demikian pikir saya.

Apakah pemikiran kalian sama?

Stasiun IPOH, 12.50.

Perjalanan yang semestinya dapat ditempuh selama 2,5 jam saja, menjadi 4 jam lebih. Stasiun IPOH sudah dipenuhi oleh penumpang saat itu. Saya yang semula hendak memotret dan mengabadikan arsitektur Stasiun tua ini, akhirnya saya urungkan.

Sepertinya nanti saja. Saat pulang.

Suasana Stasiun Ipoh
Suasana Stasiun Ipoh

Sebelum keluar, saya mampir ke toilet. Disini orang menyebutnya dengan Tandas. Saat masuk ke toilet, saya terkesima. Indah sekali toilet ini. Hampir saja saya berjingkrak kegirangan.

Interior toilet ini masih asli seluruhnya. Bangunan tua dengan dinding yang tinggi dan pintu kayu. Lantainya keramik lama yang sudah mengelupas disana-sini. Wastafelnya juga masih asli.

Sayang, saya tak mungkin memotret toilet ini. Tidak etis dan tentu saja saya harus mempertimbangkan privasi pengunjung lain. Saya hanya bisa mengabadikan lewat mata, dan cerita ke kalian semua.

Langkah Pertama di IPOH

Udara panas menyengat menyambut saya, sesaat setelah saya keluar dari Stasiun Kereta Ipoh. Sebuah Stasiun yang konon katanya, adalah Taj Mahalnya Malaysia. Sekilas mirip memang. Stasiun megah dengan taman yang indah.

Ipoh Railway Station Solo Traveling dan Langkah Pertama di Ipoh
Ipoh Railway Station

Beberapa saat lamanya, saya menikmati keanggunan bangunan Stasiun Ipoh dari bangku tamannya.

Ipoh Railway Station, Solo Traveling Ipoh
Diantara bunga yang mekar di taman Ipoh Railway Station

Betapa cantiknya ia yang berdiri dibalik rimbunnya bunga-bunga bougenville yang kali itu, warnanya sama dengan baju yang saya kenakan.

Sejarah Ipoh Railway Station

Ipoh Railway Station dibangun pada tahun 1894 dan dibuka tahun 1917. Desain bangunan ini merupakan karya arsitek Inggris Arthur Benison Hubback, yang juga merancang beberapa bangunan bersejarah lainnya di Malaysia.

Gaya arsitekturnya merupakan perpaduan antara Moorish Revival dan Indo-Saracenic. Detailnya nanti saya ceritakan ya di post berikutnya.

Arum Silviani

Lecturer, Travel Blogger and Founder of Antasena Projects

Add comment

AdBlocker Message

Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by disabling your ad blocker.

AdBlocker Message

Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by disabling your ad blocker.

Follow us

Don't be shy, get in touch. We love meeting interesting people and making new friends.