Sebelum jadi anak pemasaran, saya jadi anak ekonomi duluan. Oleh karenanya, tak jarang terjadi pertentangan antara kedua jenis ilmu ini dalam kehidupan saya sehari-hari. Contohnya tentang diskon. Dulu diskon dianggap sebagai potongan harga. Namun sekarang, definisi diskon meluas, tergantung di platform mana diskon itu berada. Di tulisan ini saya mau kasih tahu ke kalian, Fun Fact diskon dengan segala syarat dan ketentuannya.
Post terkait: Tren Seni AI gaya Studio Ghibli di OpenAI
Fenomena Diskon di Marketplace
Sebagai manusia modern in this economy, teman-teman pasti pernah lihat kan, di marketplace ada promosi yang berbunyi seperti ini:
Diskon 90% sampai dengan Rp9000.
Secara pemasaran digital, itu memancing mata manusia untuk melihat promonya, memicu target audience untuk melakukan impulsif buying.
Namun secara hitungan ekonomi, ini tidak masuk logika!
Diskon 90% sampai dengan Rp9000 itu konsepnya bagaimana?
Diskon dalam Ilmu Ekonomi
Jika kita merujuk ilmu ekonomi, kalau harga barangnya Rp100 ribu dan diskonnya 90%, berarti kita sebagai konsumen dapat potongan harga sebesar Rp90.000.
Sehingga secara logika ilmu ekonomi, kita cukup bayar Rp10.000 untuk mendapatkan barang yang di diskon.
Tapi kenyataannya tidak begitu jika kita berbelanja di E-commerce.
Kalian yang setuju dengan saya menyoal kebingungan ini, sini saya jelaskan.
Diskon di Marketplace
Aturan marketplace memang beda dengan logika ekonomi. Jadi mereka punya S&K yang berlaku.
Di dalam blueprint Toko Oren dan Toko Ungu, diskon 90% dan maksimal Rp9000 artinya adalah kontrak antara penjual (seller) dengan platform (Toko Oren dan Toko Ungu). Bukan antara seller dengan konsumen.
Kalau diterjemahkan begini, si platform punya program tanggal kembar misalnya. Kemudian mereka kasih tahu ke seller soal program promosi ini.
Nah seller akan menanggung diskon ke konsumen sampai dengan 9000. Jadi saat konsumen beli produk kalian, diskon ini ditanggung oleh kalian sebagai seller. Bukan platform yang nanggung.
Kemudian kalian baru sadar, lalu mengatakan bahwa:
Yah, beban seller gede dong kalau gitu? Ada biaya admin, biaya gratis ongkir, ditambah biaya diskon juga.
Tentu saja. Namanya juga in this capitalist economy.
Barangsiapa menguasai data, dia menguasai dunia.
Makanya seller juga harus pintar-pintar mengatur strategi harga dan promosi saat jualan di marketplace.
Kalau ada kebijakan promosi dari platform, baca baik-baik. Update terus tentang S&K mereka, yang bisa berubah seiiring angin berhembus. Selalu cek Whatsapp yang datang dari platform. Karena di beberapa platform, kalau kalian nggak menjawab Whatsapp saat ditawari partisipasi promosi, maka kalian dianggap ikutan program promo.
Uangnya darimana? Ya dipotong lah dari nilai transaksi penjualan kalian di platform tersebut.
Hal lain yang perlu dipahami tentang program promosi di Marketplace
Selanjutnya, kalaupun kalian setuju ikutan program promosi di marketplace, lihatlah batas maksimal kupon yang diterbitkan berapa.
Misal dalam kasus tadi, diskon 90% maksimal Rp9000.
Kalian punya modal berapa untuk ikutan promo?
Kalikan dulu Rp9000 dengan jumlah kupon yang sanggup kalian terbitkan.
Kalau kalian punya anggaran promosi Rp 900.000, itu berarti kesanggupan kalian menerbitkan kupon adalah 900.000÷9000=100 kupon. Diatas jumlah itu, kalian nggak sanggup.
Jadi jangan fomo ikutan program promosi. Salah-salah nanti bukan untung, malah buntung.
Semoga informasi ini membantu ya…semangat jualannya!
- Pasar Kayu Muntilan, Lokasi Syuting Gadis Kretek yang Estetik
- Warung Sop Empal Bu Haryoko, Kuliner Legendaris Muntilan Sejak 1940an
- Sehari di Muntilan: Mencicipi Kuliner Legendaris dan Café Kekiniannya
- Review Kereta Api Gaya Baru Malam Selatan Ekonomi dan Cara Memilih Kursi
- Fun Fact Diskon Bukanlah Diskon Dalam Arti Sebenarnya di Marketplace




Add comment