Menikmati Malam Bersama Sahabat di Pekanbaru
Cerita sebelumnya, saya dan Mpok Ria jalan-jalan di sekitar Pasar Bawah, Pekanbaru. Jajan Kain songket khas Pekanbaru, juga kuliner khasnya, Ikan Selais Asap di Pasar Bawah. Karena Adzan sudah berkumandang, kami pun kembali ke Hotel Grand Central.
Baca juga: Dua Hari di Pekanbaru
Ngapain saja di hotel?
Buka-buka jajanan mpok Ria tentunya. Lalu, shalat. Setelahnya, kaki kembali gatal. Jadi kami jalan ke sebelah hotel. Ada Café Tong Susu. Sebuah café yang menu utamanya adalah Susu Murni. Oh iya, saat mendarat tadi, saya di WA oleh Bisma, teman sekelas saya waktu kami kuliah di Polban dulu. Ternyata dia sedang tugas di Pekanbaru. Jadi bisa deh ketemuan setelah dia pulang kerja. Nah, saya sama mpok Ria nunggu Bisma di Café ini, sebelum kita melanjutkan makan malam di kota Pekanbaru.
Lihat foto di atas, kok saya malah gagal fokus ke Mas Mas dibelakang Mpok Ria, ya? Mereka berdua kayaknya sama deh pusingnya. Ketika masih pengen jajan tapi duit di dompet tinggal dua ribu 🙂
Nggak lama menunggu di café Tong Susu, Bisma datang. Setelannya masih sama kayak jaman kami masih kuliah dulu. Masih pake baju ala-ala pecinta alam hahaha….Oh iya, sekalian promosi, Bisma masih jomblo nih. Yang tertarik bisa japri saya, ntar saya kasih nomernya (Serius ini 🙂 )
Nah, karena Bisma sudah datang, kami pun melanjutkan makan ronde kedua di Rumah Kayu Resto, karena Mpok Ria lagi kepengen banget makan Ikan Bakar.
Tips: ketika berkunjung ke suatu kota dan di kota tersebut sudah ada Gojek, kalian bisa ngecek resto enak dengan membuka aplikasi Go-Food. Cari yang recommended, lalu datangi! Biasanya sih saya nggak kecewa kalau menggunakan metode ini.
Sayangnya, karena laper, kami nggak sempet motret makanan. #bloggermblasur seperti saya memang lebih seneng ngerumpi daripada motret-motret. Menikmati makanan sambil cerita-cerita perkembangan kehidupan kami selepas lulus kuliah. Ya gitu deh…kalau dulu traveling lebih rempong. Selain sibuk kerjaan, saya juga sibuk mengeksplore aneka destinasi setempat. Tapi makin kesini, saya lebih senang silaturahmi sama teman yang ada di kota tersebut daripada eksplore kotanya sendiri. Lebih seru dan lebih bermakna rasanya. Biasanya saya pasang pengumuman di medsos bakal ke kota ini, dan siapa yang lagi ada di kota tersebut supaya kita bisa meet-up. Dan kayaknya, teman-teman saya juga udah mulai gitu deh. Setiap saya ada di suatu kota, pasti ada yang nyamperin. Apa efek usia yang makin matang, ya? Jadi senengnya nostalgia. Hahahaha…
Sudah ah. Kalau ngomong soal nostalgia nanti kebablasan, terus kepikiran mantan #eaaaa…
So, rasa makanannya gimana?
Enak. Semua pesanan yang dihidangkan di Rumah Kayu Resto Enak. Kami pesan tumis taoge, tumis kangkung, kerang saus Padang, dan Ikan Gurami Bakar, semuanya mantap rasanya. Harganya pun bersahabat. Ditambah, ditraktir pula sama sahabat hahaha…
Restaurantnya juga dipenuhi pengunjung sampai kami harus duduk di bagian belakang Resto, di lesehan. Padahal bukan weekend lho saat itu. Menurut Bisma yang sudah lama tinggal di Pekanbaru, orang Pekanbaru memang nggak suka masak. Mereka lebih suka makan diluar sambil kumpul-kumpul dengan teman, atau keluarga. Jadi nggak heran banyak restaurant pun selalu penuh. Hal unik lainnya, orang Pekanbaru katanya suka banget dengan hal-hal yang berbau luar daerah. Contohnya, ada penjual Siomay. Tambahkan saja mereknya jadi Siomay Bandung, maka pembeli akan berbondong-bondong menyerbunya. Padahal, kalau kalau kita cari Siomay di Bandung. Nggak bakalan ada! Karena di Bandung, masyarakat menyebutnya dengan Baso Tahu, bukan Siomay.
Jam 10 malam, sebelum nganter kami ke Hotel, kami diajak Bisma muter-muter Kota Pekanbaru yang ternyata memang kecil. Nggak ada macet pula, sehingga seluruh kota bisa dikelilingi dalam waktu kurang dari 30 menit saja. Kata Bisma, sebenarnya ada tempat wisata, tapi bukan di Pekanbaru. Daerah Kampar, tepatnya. Jaraknya kurang lebih 100 km dari Kota Pekanbaru, dan dapat ditempuh sekitar 2,5 hingga 3 jam dari Kota Pekanbaru. Disana, kita bisa lihat pemandangan Danau Kampar kayak gini:
Yah, karena keterbatasan waktu, kami hanya bisa muter-muter di Kota Pekanbaru. Itupun lumayan, menyelam sambil minum air tepatnya. Main sambil bekerja hehehe…
Thanks Bisma, sudah jadi guide sekaligus teman main buat saya dan Mpok Ria di Pekanbaru. Sampai ketemu lagi yes.
Hari Kedua di Pekanbaru
Pagi hari diawali dengan sarapan, tentunya. Makanan yang disajikan di Restaurant Hotel Grand Central cukup beragam. Dari mulai hidangan western, makanan khas Sumatera Barat, hingga jajanan pasar. But, as always, breakfast menu saya dari hotel ke hotel adalah ini:
Setelah sarapan, saya dan Mpok Ria berburu oleh-oleh di Toko Oleh-oleh Mega Rasa, yang jaraknya kurang lebih 200 meter dari Hotel Grand Central. Sebenarnya ada sih toko oleh-oleh di sebelah hotel. Viz Cake namanya. Tapi kok barangnya nggak variatif kalau menurut saya. Masih lebih lengkap di Toko Oleh-oleh Mega Rasa.
Ada apa di Mega Rasa?
Lempuk Durian, Pancake Durian, Kopi, dan lain-lain. Tapi ternyata masih lebih lengkap jajanan di Pasar Bawah. Sama seperti di Pasar Bawah, di Mega Rasa juga jarang yang khas Pekanbaru. Rak-rak di dalamnya lebih didominasi oleh barang-barang Malaysia.
Nggak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 11 siang. Sudah dekat dengan waktu keberangkatan kami ke Jakarta. Akhirnya saya dan Mpok Ria balik ke hotel, packing, lalu…
Jajan Lagi!
Makan siang tepatnya. Di Rumah Makan Ampera yang tentunya menyajikan makanan khas Padang. Porsinya, ya ampun luar biasa buanyaaak. Saya dan Mpok Ria nggak sanggup menghabiskan. Rasanya? Enaaaak sekali. Penjualnya Ramah, tempatnya bersih, dan makanannya enak banget. beneran deh, enak pake banget. Highly Recommended kalau ke Pekanbaru makan disini.
Lokasinya? Sebelah Cafe Tong Susu. Nggak Jauh dari Hotel Grand Central Pekanbaru. Harganya juga murah meriah. Saya makan berdua dengan Mpok Ria hanya Rp28 ribu saja.
Selamat tinggal Pekanbaru, semoga kita bertemu kembali dalam keadaan yang lebih baik. Oh iya, nggak lupa saya sampaikan disini. Menurut warga setempat, semenjak tahun 2016, sudah tak pernah lagi terjadi kabut asap akibat kebakaran hutan di Pekanbaru. Itu berarti program penanggulangan kebakaran hutan sudah berjalan dengan baik. Semoga keadaannya terus demikian, dan udara kota Pekanbaru menjadi lebih bersih lagi.
Add comment