Persiapan Pendakian Menuju Ranu Kumbolo
Setiap tahun di bulan Agustus, saya melakukan trip yang cukup jauh. Biasanya sih keluar pulau seperti ke Belitung, Lombok, Bali, Manado, Makassar, Sabang, atau kalaupun masih di Jawa, itu berarti trip yang membutuhkan energi lebih. Naik Gunung, misalnya.
Kalau kalian lihat tampilan saya, banyak yang nggak percaya kalau saya ini anak gunung. Padahal dulu saat SMA dan kuliah, saya suka mendaki. Gunung Slamet, perbukitan di Banyumas, dan bukit-bukit di sekitar rumah. Juga perbukitan di Bandung. Saya juga aktif pramuka. Saat kerja, saya juga sering ditugaskan di pedalaman. Hanya saja, yang ditampilkan keluar adalah saya yang feminim. Yang nggak bisa susah, yang selalu bawa koper kemana-mana, maunya nginep di hotel berbintang 5 dan lain sebagainya.
Desa Tumiyang Kebasen, Gudangnya Spot Hits Instagram
Ada yang baru dari Bendung Gerak Serayu
Bahkan ketiga adik saya pun meragukan kemampuan kakaknya ini. Berkali-kali mereka bertanya, Mba, lu yakin mau naik gunung? Bawa ransel mba? Nginep di tenda? Ntar lu ngga bentol-bentol? Ntar lu nangis loh. Mba, lu lagi sakit. Jangan naik mba. Ntar nangis minta pulang malu loh. Adududu…
Padahal kalau naik gunung, saya nggak pernah bawel. Karena saya tahu persis, gunung adalah untuk mereka yang hatinya tenang.
Prosedur dan Persiapan Pendakian Menuju Ranu Kumbolo Semeru
So anyway…untuk menuju Ranu Kumbolo Semeru, kita harus melalui beberapa prosedur. Kita nggak asal naik aja. Ada unggah-ungguh dan aturan yang wajib dipatuhi.
Sebelum melakukan pendakian, kalian harus dan wajib banget daftar dulu ke Pengurus Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Kenapa coba? Karena kuotanya dibatasi. Untuk menjaga keselamatan dan kenyamanan kalian juga sih.
Baiknya, tentukan tanggal dulu kira-kira kapan kalian akan mendaki. Setelahnya, kalian bisa daftar online disini:
Pendaftaran Pendakian di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
Selanjutnya, kalian siapkan fotocopy KTP, SIM, Paspor, atau KITAS (Pilih salah satu). Sebanyak 3 lembar. Siapkan juga surat sehat dari dokter. Nah surat sehat ini minimal dibuat 1 hari sebelum pendakian. Untuk menjamin keakuratannya. Jadi misalkan, kalian mau mendaki tanggal 20 September. Berarti surat sehat yang masih berlaku adalah surat yang dibuat tanggal 19 September. Sebelum tanggal 19 September, surat keterangan sehat dianggap tidak valid.
Bikin Surat Sehat dimana?
Kalian bisa bikin di Puskesmas, Rumah Sakit, atau Klinik Dokter. Nah kalau misalkan nih, kalian nggak keburu bikin surat sehat, nggak usah panik. Ada pos kesehatan di Ranu Regulo. Tempat dimana kalian mengurus perizinan sebelum naik ke Semeru.
Cara Menuju Ranu Kumbolo Semeru dari Jakarta
Saya share pengalaman saya saja ya. Karena saya tinggal di daerah Serpong, Kota Tangerang Selatan, maka saya memutuskan naik pesawat dari Halim Perdana Kusuma ke Abdurrahman Saleh, Malang. Sebenernya bisa juga naik kereta atau Bus malam, tapi nggak keburu karena kerjaan saya lumayan padat, dan juga stamina saya lagi nggak begitu bagus (baca: manjah). Harga tiket Jakarta-Malang sekitar 600ribuan.
Bagaimana cara naik kereta dari Serpong ke Bandara Halim Perdana Kusuma?
Untuk menuju Halim Perdana Kusuma, Dari BSD saya naik KRL menuju Tanah Abang, terus nyambung naik KRL tujuan Depok/Bogor. Turun di Stasiun Cawang. Harga Tiket KRL sekitar Rp7000an. Selanjutnya, dari Stasiun Cawang, kita bisa sambung naik taksi online ke Bandara Halim Perdana Kusuma. Tarifnya sekitar Rp25ribu.
Saya ikut penerbangan Citilink jam 12.25, jadi dari rumah saya di BSD, saya berangkat jam 10.30. Perjalanan dari Stasiun Rawabuntu ke Stasiun Cawang kurang lebih 1 jam. Dari Stasiun Cawang ke Halim Perdana Kusuma sekitar 15 menit.
Perjalanan dari Halim Perdana Kusuma ke Abdurrahman Saleh Malang
Perjalanan dari Halim Perdana Kusuma ke Abdurrahman Saleh Malang sekitar 1 jam. Ditambah pesawat taxi dan boarding, akhirnya saya mendarat sekitar jam 14.00 WIB. Nah, dari Bandara Malang, nggak ada transportasi umum ke kota. Jadi mau nggak mau kita harus naik taksi bandara. Karena saya menginap di hotel di kawasan Idjen Boulevard, maka saya dikenai tarif Rp95.000.
Review penginapan saya di Kota Malang nanti saya post di postingan khusus review hotel.
Membuat Surat Sehat di Kimia Farma Idjen
Well lanjut ya, saya bikin surat sehat di Kimia Farma Idjen, Malang. Udah deg-degan tuh, hampir ngga dikasih izin sama dokter. Karena saya anemia, dan denyut jantung ngga normal serta tekanan darah tiba-tiba naik jadi 130/80. Akibat kelelahan katanya. Marathon ngajar dan meeting soalnya. Tapi pas dibujuk-bujuk, akhirnya dokter mau juga tuh ngasih surat sehat. Setelah ceramah panjang lebar saya ngga boleh ini itu, dan dengan syarat, saya harus segera tidur. Minimal 8 jam tidur malam.
Tapinya..saya nakal. Setelah dapat surat sakti, saya nongkrong dulu di Madam Wang Secret Garden Resto, which is itu terletak di sebelah penginapan saya. Hehe…
Meeting Point Stasiun Kota Malang
Pagi hari sekitar jam 7.00, saya check out hotel, terus lanjut naik gojek ke Stasiun Kota Malang. Tempat Mepo rombongan genggong saya dari Jakarta, Bandung, Palembang, Bali, dan Surabaya. Kita ngumpul deh tuh disitu. Sarapan di salah satu warung depan stasiun. Dan akhirnya baru berangkat jam 10.30 menuju Desa Tumpang.
Kenapa di desa Tumpang? Karena disitu adalah tempat pemilik Jeep yang bisa mengantarkan kita ke Ranu Pani. Perjalanan dari Malang ke Desa Tumpang kurang lebih 40 menit.
Perjalanan Menuju Tumpang
Oh iya, karena saya pendaki manja dan pengen nyaman, maka semua hal sudah diurus sama RrBrothers, alias provider milik Rudi. Adik dari sahabat saya Stefanus. Saya sudah tinggal duduk manis pokoknya. Nggak usah bikin tenda, nggak usah masak, nggak usah ngurusin pendaftaran dan Surat Ijin Memasuki Kawasan Konservasi (SIMAKSI).
Nah Rudi ini punya tim sendiri. Namanya Mas Burhan, Fauzi, dan Tommy. Nih cowok-cowok berempat yahud banget lah servicenya. Kami jadi berasa keluarga.
Paket untuk pendakian sampai Ranu Kumbolo Rp695.000/orang, sudah termasuk: tiket masuk, tenda, makan dan minum, transportasi dari Kota Malang ke Desa Tumpang, dan Jeep dari Desa Tumpang ke Ranu Pani. Terus saya tambah sewa sleeping bag Rp15.000/malam dan Matras Rp5000/malam. Sleeping bagnya bagus lho, bisa nyaman hingga suhu -10 derajat celcius. Bikin saya hangat dan nggak kedinginan di Ranu Kumbolo.
Buat kalian yang nggak mau bawa carrier sendiri, kalian bisa sewa porter. Tarifnya Rp250ribu sehari. 1 porter bisa bawain barang untuk 2 orang. Kalian tinggal bawa diri dan bawa hati aja. Hehe…
Nah untuk bisa menghubungi Rrbrothers, kalian bisa buka IGnya @RRBrothers
Nomor telepon yang bisa dihubungi: Rudi: 0821-3417-6484
Perjalanan dari Tumpang Menuju Ranu Pani
Di Tumpang, kami bongkar carrier kami masing-masing. Kami pisahkan barang yang benar-benar diperlukan untuk dibawa. Yang nggak perlu-perlu amat, ditinggal saja di Basecamp Tumpang ini. Di tempat ini juga kami mendapatkan sleeping bag dan matras sewaan yang dibawakan sama Rudi dari Solo.
Well, karena cicicuit genggong kami yang berisik, akhirnya kami baru berangkat dari Tumpang jam 12.00. Siap menuju Ranu Pani dengan menggunakan 2 Jeep.
Perjalanan dari Tumpang menuju Ranu Pani ditempuh selama kurang lebih 1,5 jam. Rutenya seperti kita melewati tanah surga. Nanjak dengan kanan dan kiri perkebunan sayur, persawahan, juga bukit-bukit nan menawan. Belum lagi sang Mahameru bertahta di atas sana. Menjulang gagah memecut keberanian hati.
Saking sayang untuk melewatkan pemandangan langka ini, maka saya nggak banyak menjepretkan kamera. Karena biar bagaimanapun, lensa mata kita ini memang the best pemberian Allah SWT. Bersyukur banget lah pokoknya.
Tempat itu mirip Bukit Wairinding di Sumba
Sebelum pendakian kami berakhir di Ranu Pani, kami sempat berhenti sejenak menikmati pemandangan. Sayang jika dilewatkan. Buat anda yang sudah pernah melihat Bukit Wairinding Sumba, NTT, pasti anda setuju dengan saya. Tempat ini mirip dengan bukit tersebut. Kurang lebih pemandangannya seperti ini:
Cantik kan? Kalau kalian kesini, jangan lupa untuk berfoto.
Tiba di Ranu Pani
Tak terasa, pukul 13.30 kami sudah sampai di Ranu Pani. Rudi langsung mengurus SIMAKSI, dan kami diwajibkan mengikuti breefing.
Jadi, Balai Besar Konservasi Bromo Tengger Semeru ini punya volunteer. Kami para pendaki wajib mengikuti breefing yang diadakan oleh mereka. Breefing ini berlangsung kurang lebih 30 menit. Isinya kurang lebih memperkenalkan kawasan konservasi Bromo Tengger Semeru, Satwa yang masih ada disana (termasuk Macan Tutul dengan diameter telapak kaki kurang lebih seukuran telapak tangan manusia), dimana habitatnya, apa saja yang boleh dan tidak boleh dibawa saat pendakian.
Peralatan yang wajib dibawa:
- Tenda
- Matras
- Sleeping Bag
- Head lamp dan/atau senter
- Jas Hujan
- Minuman dan makanan
- Pakaian hangat
- Obat-obatan pribadi
Yang tidak boleh dibawa:
- Tissue basah (karena tidak bisa terurai).
- Spidol (karena banyak aksi vandalisme di Semeru).
- Golok, Celurit, Pedang atau senjata tajam lainnya. (Kamu kan bukan pendekar Mahameru).
- Senjata Api (Ya kali lu mau nembak siapa?)
- Speaker dan/atau pengeras suara (Kamu mau ngecamp, bukan mau hajatan).
Buat kalian yang gaya travelingnya kayak saya, (baca: cewek banget, ribet, dan banyak maunya) saya bikinin list barang yang harus dibawa. Tapi di postingan berikutnya ya. InsyaAllah kalian bakal sejahtera sentosa selama di perjalanan hingga ke tujuan.
Bawa Turun Lagi Sampahmu
Jangan lupa, setelah senang menikmati Pemandangan dan camping beratapkan bintang gemintang, bawa turun kembali sampahmu. Jangan tinggalkan apapun di Gunung. Cukup tinggalkan kenangan dan bawa foto indah untuk disimpan dalam ingatan.
Cerita berikutnya bisa dibaca disini:
Tips Pendakian ke Ranu Kumbolo Buat Para Newbie
Nah di postingan itu, saya jelasin step by step kita ke Ranu Kumbolo dari Ranu Pani. Melewati berapa pos, dan bagaimana kondisi medannya.
Add comment