Perjalanan Menuju Gunung Galunggung Tasikmalaya
Teks oleh: Arum Silviani
Foto: Yudi Risdianto
Perjalanan Menuju Gunung Galunggung Tasikmalaya
Rasanya, setiap telinga orang yang tinggal di Pulau Jawa pernah mendengar nama Gunung Galunggung. Sang tiang pancang priangan timur yang pernah memuntahkan laharnya di tahun 1982. Letusannya sangatlah dahsyat hingga terekam jelas dalam sejarah.
Terlepas dari letusannya, kini Gunung Galunggung sudah menjadi destinasi wisata yang menarik dikunjungi jika anda menyambangi kota resik.
List Barang Yang Harus Dibawa Untuk Pendaki Newbie
Suatu pagi yang mendung, saya dan sahabat terdekat sengaja datang ke Gunung Galunggung. Letaknya sekitar 19 km dari pusat Kota Tasikmalaya. Kang Ikhsan, Supir yang mengantarkan kami menjelajah Tasikmalaya mengajak kami melewati perkampungan warga. Menembus jalan sepi selama kurang lebih 45 menit dari hotel tempat kami menginap. Hingga sampailah kami ke Gapura kawasan konservasi Gunung Galunggung.
Dari kawasan konservasi ini, jalan menuju Gunung Galunggung ditempuh dengan melewati hutan bertanah basah, pepohonan yang masih lebat, dengan ranting yang memayungi jalan. Sesekali terlihat kera lalu lalang di depan kendaraan yang kami tumpangi. Menatap kami penuh tanya, namun tak mengganggu.
Meskipun aspal yang kami lalui terkelupas disana-sini, namun rutenya tak terlalu terjal sehingga aman untuk dilewati.
Persiapan Pendakian Menuju Ranu Kumbolo, Surganya Mahameru
Tiket Masuk Kawasan Konservasi Gunung Galunggung
Tiket masuk kawasan konservasi adalah Rp15.000 untuk kendaraan roda empat, dan Rp5000/orang untuk dapat berfoto di spot selfie, atau gardu pandang yang terletak di puncak Gunung Galunggung.
Perjuangan Menuju Kaldera Galunggung
Menurut penuturan penjaga kawasan Gunung Galunggung, terdapat 620 anak tangga dari bawah menuju puncak. Diperlukan stamina yang prima untuk dapat menaikinya.
Oleh karena itu, bagi lansia atau disabilitas mungkin dapat memilih opsi lain jika ingin mencapai puncak.
Naik ojek dengan tarif Rp60ribu sekali jalan.
Mengojek menjadi salah satu mata pencaharian warga sekitar Gunung Galunggung. Mereka biasa melayani wisatawan yang enggan menaiki tangga, namun ingin menikmati indahnya kaldera Galunggung.
Rute yang dilalui cukup ekstrim, dengan bebatuan pasir yang licin dan rawan membuat kendaraan tergelincir. Namun para pengojek ini sudah ahli dan terbiasa melaluinya, sehingga anda akan aman diantarkan hingga ke puncak. Jangan lupa kenakan helm dan jaga keseimbangan anda saat naik ojek tersebut.
Tak Ada yang Berhasil Menghitung Ulang 620 Anak Tangga
Meskipun saya sudah diberi tahu terdapat 620 anak tangga menuju puncak Galunggung, namun saat saya dan rombongan menghitung ulang, tak satupun dari kami yang berhasil menghitung tepat 620. Jumlahnya selalu berbeda-beda antara orang yang satu dengan lainnya. Saya rasa, hal itu karena konsentrasi kami sudah buyar sebelum kami sampai di puncak. Sibuk terkesima dengan lansekap sekitar yang sangatlah cantik.
Dari tangga ini pula, kami disuguhi pemandangan menakjubkan berupa pedesaan, hutan, dan persawahan berundak yang diselimuti kabut tipis. Seperti efek Computer Grafis pada film Hollywood. Magnificent. Kesyahduan lainnya saya rasakan ketika awan menyelimuti matahari, sekaligus memberi kesejukan buat kami yang sedang melakukan pendakian.
Jika anda lelah, menepilah sejenak. Terdapat pos untuk beristirahat selang beberapa meter. Anda dapat duduk di gazeboo yang disediakan, duduk sambil menikmati pemandangan dan udara sejuk alam sekitar.
Kepak sayap burung jalak menghentikan lamunan saya. Seolah mengajak saya dan rombongan, untuk terus naik tangga tanpa berhenti. Ia tak sabar rupanya ingin memamerkan keindahan kawah gunung Galunggung.
Kaldera Menawan di Puncak Gunung Galunggung
Sesampainya kami di puncak gunung, pandangan pertama tertumpu pada kecantikan danaunya. Ia terbentang indah di dasar kawah, sekitar 300meter dari puncak. Berbentuk seperti lambang cinta dengan air berwarna kehijauan. Mengingatkan saya pada danau Tolire di Ternate. Bedanya, di kawah ini gravitasinya tetap ke dasar kawah, tidak ke samping seperti di Danau Tolire.
Sebelumnya, di tepian Kaldera diperbolehkan untuk camping. Namun karena beberapa waktu lalu Gunung ini sempat aktif kembali, maka sekarang areal tersebut ditutup, dan dilarang untuk dilewati. Camping ground tersedia di dekat Prasasti Gunung Galunggung.
Demi melihat keindahan tersebut, Mas Yudi, fotografer kami tak henti-hentinya menjepretkan kamera. Mengganti lensa kit dengan lensa fix, memasang filter pula agar dapat menghasilkan foto maksimal yang dapat merekam keindahan kawah.
Buat fotografer, hal ini cukup menantang. Kita harus berkejaran dengan waktu, karena setiap detik, kawah ini menyuguhkan pemandangan yang berbeda. Dengan nuansa yang berbeda pula. Sayang sekali untuk dilewatkan.
Warung di Puncak Galunggung
Jangan khawatir jika anda merasa lapar, atau sekedar ingin menikmati snack sambil merasakan hawa sejuk. Di puncak ini terdapat beberapa warung warga yang menyediakan makanan seperti mie rebus, kopi, teh manis panas atau dingin, dan aneka jajanan lainnya. Harganya pun masih relatif murah.
Prasasti Peringatan Meletusnya Gunung Galunggung
Melangkah lebih jauh, anda akan menemukan prasasti Gunung Galunggung. Terbuat dari tumpukan batu kokoh berwarna hitam, simbol kenangan letusan dahsyat Gunung ini di tahun 1982.
Selain sebagai gardu pandang kawah gunung, tempat ini juga menjadi camping ground bagi pengunjung. Anda dapat mendirikan tenda di sekitar prasasti, lalu menjerang air dan menyesap kopi sambil menyaksikan keindahan kaldera di bawah sana, yang samar-samar tertutup sang mega.
Segara di Atas Awan
Sedikit melangkah dari batu prasasti, anda dapat menikmati pesona yang tak kalah memukau. Saya menyebutnya, segara di atas awan. Kabut putih nampak seperti air laut yang meliuk-liuk. Menutupi semak-semak dan dedaunan hijau. Membatasi pandangan manusia, seolah cemburu jika kita menatap ke bawah terlalu lama.
Hanya sepersekian detik, kabut ini sempurna menyelimuti seluruh desa yang tadi nampak jelas di hadapan kami. Ia juga menghalangi sang surya untuk menembus bumi. Menutup segala yang hijau, lalu menggantinya dengan warna putih. Sebuah warna yang sejatinya terdiri atas berbagai macam partikel, sehingga membentuk kilau yang menawan hati.
Jangan lupa untuk berfoto disini, karena anda dapat memanfaatkan awan sebagai latar belakang. Saya sempat memotret dua rekan saya. Suami istri yang sedang honeymoon.
Hasilnya? Nampaklah siluet yang menawan dan cantik sekali. Seolah layar yang diciptakan alam untuk melengkapi kebahagiaan insan yang sedang saling jatuh cinta.
Gardu Pandang Gunung Galunggung
Puas menelisik segara di atas awan, kami melanjutkan perjalanan ke sisi lain Gunung Galunggung. Berjalan perlahan menuju sebuah gardu pandang Gunung Galunggung. Tempat ini adalah semacam dek yang terbuat dari kayu, yang dapat anda manfaatkan untuk berfoto, atau sekedar duduk manis menikmati kabut.
Hawa pegunungan yang dingin tak terlalu menusuk tulang karena sesekali, sang surya masih mau menampakkan sinarnya. Sesampainya disana, sang mega tak juga beranjak dari puncak Gunung Galunggung. Namun demikian, ia masih menyisakan sudut pandang buat kami, sehingga kami dapat menyaksikan lembah hijau dari kejauhan.
Hasil foto dari tempat ini boleh dibilang, luar biasa. Alam menyuguhkan segalanya dengan manis, membuat kita terlena dan enggan pulang.
Titik-titik air hujan menyadarkan kami, kalau kami harus segera beranjak dari tempat ini. Saat melirik arloji di tangan saya, waktu sudah menunjukkan pukul 14.30. Itu berarti, lima jam lebih kami menikmati keindahan Gunung Galunggung. Sungguh tak terasa, sang waktu terkalahkan oleh pesona magis lembah di bawah sana.
Bagaimana Cara Menuju Tasikmalaya?
Banyak cara menuju Tasikmalaya. Anda dapat menggunakan moda transportasi kereta api, pesawat, Bus, Shuttle Travel, atau membawa kendaraan pribadi.
Dari Jakarta Gambir ke Stasiun Tasikmalaya, Tiket Kereta Api ke Tasikmalaya berkisar antara Rp150.000 untuk kelas eksekutif, dan Rp110.000 untuk kelas ekonomi. Sedangkan dari Jakarta Pasar Senen ke Tasikmalaya tarifnya Rp63.000.
Dapat Tiket Kereta Pangandaran Dari Tasikmalaya, Jalan Kemana Enaknya?
Tiket Pesawat dari Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta ke Bandara Wiriadinata Tasikmalaya sekitar RP500ribuan/orang.
Bagi anda yang menggunakan transportasi publik, tak perlu khawatir jika hendak menjelajah Tasikmalaya. Anda dapat menyewa mobil dengan harga terjangkau. Sedangkan untuk transportasi dalam kota Tasikmalaya, sudah tersedia taksi dan ojek online.
Mlaku Bareng Konco, Sinau Bareng Gunung
Menginap dimana?
Banyak hotel di Tasikmalaya. Harganya berkisar antara Rp200ribuan hingga Rp1,2 jutaan per malam. Silakan sesuaikan dengan budget anda.
Add comment