Studying mind, information overload

Information Overload, Salah Satu Penyebab Overthinking dan Anxiety di Digital Society

Information overload! Siapa disini yang suka overthinking, mikirnya nggak berurut, dan di otak kayak yang banyak banget hal yang kita tahu, tapi pas diminta nyebutin, nggak inget apa-apa? Lupa semuanya, akhirnya timbul kecemasan dan mikirnya diluar nalar. 

Tahu nggak, sebenarnya itu adalah dampak dari information overload. Akibat dari overexposed berita, informasi, dan hal acak akibat algoritma social media atau mesin pencari. 

Dunia Digital Itu Memudahkan Segalanya, tapi…

Iya, dunia digital memang memudahkan kita untuk mendapatkan informasi terkini, real-time. Tapi seringkali informasi “yang terpapar” ke kita itu tidak terkait satu sama lain. Algoritma mesin pencari mengacak semuanya, sehingga aneka informasi masuk ke otak kita secara bersamaan.

Contohnya, kamu lagi baca sebuah artikel tentang fashion. Eh di dalam artikel itu ada video pop-up yang mengiklankan restaurant yang jual makanan hits. Lalu ada banner yang isinya tempat healing di atas gunung, juga rekomendasi tempat traveling kekinian yang digemari kaum muda.

Dari satu artikel saja sudah memuat banyak sekali informasi. Sehingga otak kita sibuk untuk menerima segala informasi tersebut, dan mencoba mencernanya secara bersamaan.

Pada dasarnya, otak manusia itu punya kapasitas yang sangat besar. Tapi kalau kamu terus- terusan dijejali informasi yang beragam, otak jadi kerja keras banget. Akibatnya, kamu jadi susah memutuskan pilihan. Susah mengingat, dan kapasitas otak pun jadi berkurang. Baca: Lemot. 

Lebih bahaya lagi kalau otaknya jadi mogok.

Baca juga: Sebesar itukah memory kita?

Susah Memutuskan Sebuah Pilihan

Sesimpel, hari ini mau makan apa ya? Scrolling go-food sampai sejam lebih, tapi belum memutuskan beli makan dimana. Sibuk memikirkan pilihan terbaik, yang akhirnya tak jadi memilih. 

Malah tidur, nggak jadi makan. Karena otak terlanjur lelah. Mogok. Burnout.

Seringkah kamu mengalami hal tersebut? Kalau sering, sudah saatnya kamu mengistirahatkan dirimu dari gadget.

Baca juga: Antara Logika Perempuan dan Perasaan, Mana yang duluan?

Trik Mengatasi Information Overload

Bacalah buku, karena sesungguhnya buku itu candu. Di tengah bisingnya dunia digital yang over information, buku menyajikan informasi yang berurut. Detail, dengan analisis yang dalam. 

Baca buku bikin kamu terlepas dari distraksi notifikasi yang menyebabkan information overload.

Buku untuk mengurangi information overload
Buku untuk mengurangi information overload

Dengan membaca buku, otak kamu bisa fokus, karena diberikan “makanan bernutrisi” yang memang dibutuhkan. Bukan aneka sampah yang masuk begitu saja tanpa memberikan manfaat apa-apa buat otak kamu.

Kamu butuh jeda. Bukan jeda dari pekerjaan semata, melainkan jeda dari digital media. Nggak usah takut ketinggalan jaman. Atau fear of missing out dari kehidupan digital.

baca juga: Memulai hidup minimalis

Ketika kamu selesai membaca buku, maka pintu dan jendela dunia terbuka lebar dengan sendirinya. Kamu bisa dapat ilmu dan pengetahuan secara komprehensif, sehingga akan membuatmu semakin bijak dalam mengambil keputusan, juga menjalani kehidupan.

Sesungguhnya, kamu nggak perlu tahu aktifitas para selebriti, selebgram, atau influencer. Mereka makan apa hari ini, pakai baju apa hari ini, bergaul dengan siapa hari ini, sungguh tidak ada manfaat dan fungsinya buat kamu sekarang, maupun di masa yang akan datang.

Kamu ya kamu. Dunia kamu tak semestinya tiruan dari orang yang kamu kenal aja enggak. Lingkungan tempat tinggal kamu beda, orang yang kamu temui beda, bidang kamu beda. Sehingga kamu nggak bisa mengambil keputusan yang sama dengan orang yang kamu lihat di sosial media.

Kamu capek loh. Istirahat deh.

Fokuskan diri kamu untuk kamu. Untuk orang-orang di sekitarmu yang kamu kenal dan kenal kamu, untuk orang orang yang kamu sayang dan menyayangi kamu.

Mereka yang nyata dalam hidup kamu. Sedangkan di dunia digital, semua boleh jadi hanya ilusi. Kamu seolah kenal dekat, tahu banyak tentang kepribadian influencer, aktor dan aktris kesayangan, boyband pujaan hati, atau apalah itu.

Padahal semua boleh hanya framing. Yang boleh jadi berbeda 180 derajat dengan kehidupan asli mereka sendiri.

Digital Society Makes us feels Never Enough
Digital Society Sometimes Makes us feels Never Enough

Yuk fokus dengan kehidupan kita sendiri. Bacalah buku. Paling tidak, hal itu bisa membantu kamu untuk berpikir urut dan dalam.

Atau tulislah jurnal, buku harian, yang bisa membuat kamu menumpahkan isi hati juga isi kepalamu.

Journaling Bisa Buat Healing dari Information Overload

Journaling membuat kamu bisa mengidentifikasi apa yang sedang kamu rasakan. Sebuah proses healing yang bahkan insyaAllah bisa menyembuhkan sakit hati dan lelahmu secara perlahan. Selain itu, journaling juga bisa mengurangi dampak information overload, karena kamu mulai menata pikiranmu.

Nggak usah jauh-jauh keliling Indonesia atau dunia nyari tempat healing. Kamu cukup ke perpustakaan, atau duduk di sudut rumah kamu sambil menuliskan,

Apa sih hal yang bikin aku cemas hari ini? Siapa yang bikin aku kesel hari ini? Kerjaan apa yang paling susah hari ini? Juga, siapa yang sedang kamu cintai hari ini? Dan…lain sebagainya, yang hanya kamu dan Allah yang tahu.

Tuliskan saja, lalu nanti baca kembali.

Sehingga kamu bisa mengenali diri, juga mengerti apa yang kamu mau, kamu butuh, dan kamu mampu.

Semoga membantu.

Arum Silviani

Lecturer, Travel Blogger and Founder of Antasena Projects

Add comment

AdBlocker Message

Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by disabling your ad blocker.

Follow us

Don't be shy, get in touch. We love meeting interesting people and making new friends.