Saat saya masih tinggal di Bandung, kantor imigrasi hanya berjarak kurang lebih 3 kilo meter dari tempat tinggal saya. Tepatnya di Jl. Surapati. Daftar paspor online di Bandung pada waktu itu, ditangguhkan hingga masa yang tak tentu.
Oleh karenanya, setiap saya lewat depan kantor imigrasi, saya bisa melihat jelas antrian para insan yang hendak membuat paspor, atau mengurus penggantian paspor yang habis masa berlakunya.
Beneran antriannya sampai mengular hingga ke halaman depan kantornya, bahkan sampai ke pinggir jalan. Sudah begitu, kalau misalkan kuota pada hari itu habis, ya harus mengantri lagi keesokan harinya. Kompetitif sekali, bukan?
Bhekti, sahabat saya cerita, ketika dia mau ambil nomor antrian saja, harus datang sejak jam 5 pagi. Bahkan dia sampai shalat shubuh di kantor imigrasi.
Demi apa coba? Padahal kantor imigrasi baru akan buka jam 08.00 pagi.
Katanya antri boleh online, tapi ya kalau kita ke websitenya, tetap saja kita tidak kebagian kuota. Nyaris nihil gitu. Lebih susah pokoknya dari nge-war tiket pesawat promo di Garuda Indonesia.
Hal ini yang tentu saja membuat saya malas sekali mengurus paspor. Apalagi saat itu saya masih sibuk tugas luar kota terus setiap minggunya. Terbang kesana-kemari. Pemborosan waktu jika saya harus ngantri tanpa ada kepastian.
Iya, saya sukanya yang pasti-pasti saja.
Mengingat bahwa saya bukanlah orang yang cukup sabar apalagi siap “nge-war” kuota secara offline di Kanim Kota Bandung. Big no buat saya waktu itu. Mmm sekarang juga sih nggak akan rela.
Baca juga: Cara naik kereta dari Bandung ke Rangkasbitung untuk Pemula
Masih Ngemper di Era Digital
Padahal tahun 2019 saat itu, kita sudah masuk di era digital. Namun ternyata kalau di daerah ya pelayanannya masih terbatas. Akhirnya ya dimanfaatkan oleh para calo.
Biaya paspor pun seketika jadi melonjak tinggi jika sudah melibatkan para calo ini.
Saya nggak tahu sih kondisi di daerah Jawa Barat yang lain seperti apa. Jadi saya hanya cerita kondisi di Kota Bandung saja. Sesuai dengan pengamatan saya, yang ternyata banyak nggak praktisnya.
Sebagai warganegara yang bayar pajak, saya nggak mau berkorban segitunya, hanya untuk mengambil hak saya. So, saya balik ke Jakarta, demi membuat paspor, pas sudah butuh.
Malangnya, setelah paspor jadi malah covid datang. Ya sudahlah, baru setelah 3 tahun kemudian, paspornya saya ajak main ke luar negeri.
Update Layanan tahun 2024: Bisa Daftar Paspor Online di Bandung
Update Tahun 2024, sekarang Kanim Bandung Surapati sudah menggunakan antrian online lewat m-paspor. Namun demikian, kuota setiap harinya sangatlah terbatas. Itu tadi, ngewar kayak mau beli tiket coldplay.
Sehingga buat kalian yang kelak akan membuat paspor baru, atau mau melakukan penggantian paspor yang habis masa berlakunya, lebih baik persiapkan dari jauh-jauh hari.
Kalau sudah dapat antrian, sebenarnya prosesnya cepat kok. Tidak harus “ngemper” di pinggir jalan seperti waktu itu…
Sebagai alternatif, kalau mau jaminan pasti dapat kuota bisa ke Jakarta saja. Toh sekarang kita bisa membuat paspor dari seluruh wilayah Indonesia.
Setidaknya, jika memilih Jakarta atau kota lain selain Bandung, kuotanya lebih manusiawi. Saya sendiri kemarin dapat kuota di Kanim Jaksel 2 bulan semenjak tanggal saya mengajukan.
Meskipun harus menunggu lama, setidaknya saya nggak perlu nge-war dan bolak-balik buka m-paspor mantengin kuota dibuka.
Yang pasti-pasti aja deh. Kalian juga suka kan dengan kepastian layanan?
Selamat mencoba!
Add comment