Kajian Masjid Istiqlal

Setetes Embun Dari Masjid Istiqlal

Assalamualaikum, kalian lagi apa di hari Jum’at ini? Di tempat saya hujan terus nih. Bikin mager, padahal harus berangkat ngajar. hehehe…Lalu buat kalian yang berpuasa, semoga terus kuat ya puasanya. Ramadhan + Hujan, sungguh penuh berkah buat kita semua.

Kajian Masjid Istiqlal

Hari Minggu kemarin saya senang sekali, akhirnya bisa ketemu lagi dengan guru saya dalam kajian rutin Masjid Istiqlal. Guru tentang tauhid dan falsafah hidup. Beliaulah yang pertama kali mengajarkan saya soal kedua hal esensial dalam hidup saya sebagai muslimah. K.H. Abdullah Gymnastiar.

Iya, guru saya datang ke Jakarta! Meskipun kini hanya bisa melihat dan mendengarnya dari jauh, tapi nggak apa-apa. Akhirnya saya bisa mensyukuri secara penuh saat dahulu, bisa menyimak nasihatnya dari Gegerkalong. Dalam suasana syahdu dan damainya Daarut Tauhid. Kadang kita memang baru bisa bersyukur penuh, saat sesuatu itu sudah jauh, atau sudah tidak kita miliki lagi.

Baca juga: Cerita Perjalanan Menuju Baitullah

Belajar Islam Dari Daarut Tauhid

Cerita sedikit ya, sebelum saya kuliah di Bandung, saya belum pernah belajar islam secara komprehensif. Islam yang berasal dari Al-Quran dan Hadist. Berikut pula tata cara hidup islami berdampingan dengan sesama. Dan beliau, berulang kali mengajari kami soal setetes sabun cuci piring yang bisa membawa kita ke kehidupan nggak berkah.

Waktu kuliah, saya tinggal di Asrama kampus. Dimana banyak barang-barang penghuninya seringkali bercampur. Apalagi di ruang publik seperti dapur dan tempat cuci piring. Kadang kita suka nggak sengaja pakai sabun cuci piring punya orang lain. Padahal meskipun diletakkan di ruang publik, barang orang lain tidak serta merta jadi punya kita.

Meskipun itu setetes, kalau yang punya nggak tahu, itu artinya kita mencuri. Orang lain mungkin nggak ada yang lihat. Tapi Allah dan malaikat melihatnya. Hal itu bisa membawa ketidak-berkahan untuk kehidupan kita. Sepele ya kedengarannya?

Tapi buat saya pribadi, hal ini membekas seumur hidup. Setetes sabun cuci piring yang membuat saya tak pernah berani mengambil yang bukan hak saya. Apapun bentuknya. 

Tuh kan jadi panjang ceritanya.

Baca juga: Ramadhan dan Filosofi Angka 1

Selamat hari raya Jumat untuk saudaraku sesama muslim. Selamat berpuasa ya buat kalian yang menjalankan. Semoga ramadhan tahun ini kita selalu diberikan kekuatan hati dan iman oleh Allah SWT. Diberikan kesehatan, juga hati yang lapang. Juga semoga, doa-doa baik yang saya dan kalian lantunkan, segera dijabbah oleh Yang Maha Kuasa.

Aamin.

Post Terkait:

Jika ini Ramadhan Terakhirku

Arum Silviani

Lecturer, Travel Blogger and Founder of Antasena Projects

Add comment

AdBlocker Message

Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by disabling your ad blocker.

Follow us

Don't be shy, get in touch. We love meeting interesting people and making new friends.