Hai, kalian apa kabar? Sudah lama saya nggak cerita ke kalian. Kali ini, saya mau sharing pengalaman saya Solo Traveling dari BSD ke Jogja naik kereta. Mulai dari naik KRL terus nyambung kereta jarak jauh, tanpa harus ke Stasiun Pasar Senen atau Stasiun Gambir. Kira-kira, lebih hemat nggak? Waktunya berapa lama? Yuk baca detailnya.
Perjalanan saya dimulai dari Stasiun Rawabuntu, untuk kemudian menyambung Kereta Api Mataram dari Stasiun Jatinegara jam 21.51, dengan tujuan Stasiun Tugu Yogyakarta. FYI, perjalanan ini saya lakukan pada hari kerja.
Cek Jadwal KRL Commuterline Jabodetabek:
Buat kalian yang mau memperkirakan waktu perjalanan, bisa cek jadwal KRL disini.
Sebelum Masuk ke Pembahasan Utama, buat kalian yang mau naik kereta dan baru menemukan blog saya, kalian bisa baca Review Kereta Api dari saya:
- Review Kereta Api Argo Merbabu Tambahan
- Review Kereta Api Kutojaya Utara dan Cara Memilih Kursi
- Bandung ke Serpong naik kereta api, caranya bagaimana?
- Bandung ke Bogor naik kereta api?
- Cara beli tiket ETS Malaysia dengan Kartu Debit Indonesia
- Cara Naik Kereta dari Bandung ke Rangkasbitung buat yang mau ke Baduy
- Review Argo Cheribon kelas Eksekutif
- Lokasi Stasiun Malang yang baru
- Review kereta api Malabar Bandung-Malang
- Perbedaan Stasiun Pasar Senen dan Stasiun Gambir
- Review Stasiun Banjar, Stasiun Terakhir menuju Pangandaran
- Review Kereta Api Pangandaran
- Review Lengkap Argo Parahyangan Ekonomi
- Review Gerbong Eksekutif Baru Argo Parahyangan
- Semarang ke Pekalongan naik Kereta
- Review Kereta Api Argo Parahyangan Premium
- Perjalanan Bandung Yogyakarta dengan Kereta Api Turangga
- Bandung Purwokerto dengan KA Serayu
Dari BSD ke Jogja Naik Kereta: Menuju Stasiun Jatinegara
Kurang lebih Cara naik KRL dari BSD Menuju Stasiun Jatinegara seperti di bawah ini.
19.45 Menuju Rawabuntu dari Rumah di area BSD
Dari rumah saya menuju Stasiun Rawabuntu dapat ditempuh dalam waktu sekitar 15 menit. Malam itu, saya diantar bapak. Tapi kalau kalian menggunakan Taksi online, tarif sekitar 30 ribuan. Kalau naik ojek online, tarifnya sekitar 14ribu. Sengaja saya datang lebih cepat sehingga tidak terburu-buru saat masuk peron.
Kondisi Stasiun Rawa Buntu cukup ramai di jam segitu, karena masih jam pulang kerja. Saya turun melalui pintu masuk di Jalur 2, supaya bisa langsung masuk ke peron menuju Stasiun Tanah Abang.
FYI, Stasiun Rawabuntu agak nggak terlalu ramah koper ya. Jalanannya nggak mulus. Apalagi kalau kalian masuk dari arah Jalur 1.
Selanjutnya, saya naik kereta menuju Stasiun Tanah Abang pukul 20.19. Kurang lebih kondisinya seperti ini.


Mungkin karena lawan arus pulang kerja, maka situasi di dalam KRL tidak terlalu ramai. Kalau kalian yang seperti saya, naik KRL dan bawa koper, kalian bisa memilih tempat duduk atau berdiri dekat pintu, supaya koper kita nggak mengganggu jalannya orang lain.
Koper yang saya bawa kali ini adalah koper kabin, ukuran 20 inch ya.
Perjalanan dari Stasiun Rawabuntu ke Stasiun Tanah Abang di jam ini sekitar 35 menit.
20.49 Sampai di Stasiun Tanah Abang
KRL sampai Stasiun Tanah Abang tepat waktu. Di stasiun ini saya transit, dan bergeser dari jalur 1 ke Jalur 2, tujuan Bekasi. Jalur ini sering disebut dengan Line Cikarang.
Cukup koper friendly tentu saja, karena hanya geser peron saja. Kita nggak perlu naik turun tangga pada saat berganti kereta.
Waktu yang diperlukan untuk pindah jalur ini adalah 1-2 menit. Tergantung kecepatan kaki kalian keluar dari dalam kereta.
20.59 Naik Kereta Tujuan Bekasi
Perjalanan KRL ini melewati 6 stasiun. Stasiun Karet, BNI City, Sudirman, Manggarai, Matraman, dan Jatinegara. Dengan waktu tempuh sekitar 20 menit.
Sampai di stasiun Jatinegara pukul 21.21 WIB.
Dari peron KRL Commuterline Jatinegara, saya berpindah jalur ke Stasiun KA Jarak Jauh. Kita harus tapping out keluar stasiun Jatinegara terlebih dulu di lantai 2, kemudian masuk lagi lewat pintu masuk kereta Jarak Jauh. Perjalanan pindah peron ini butuh waktu sekitar 6 menit (jalan santai, kondisi sepi). Silakan perhitungkan sendiri kalau kondisinya ramai.

Kalau kalian bingung, tenang saja. Banyak petugas yang siap siaga mengarahkan. Apalagi kalau lihat kita bawa koper atau bawa tas besar. Pasti langsung dikasih petunjuk ke arah tapping out. Kalian tapping out dulu di tempat ini, lalu lanjut ke ruang tunggu KA Jarak Jauh.

Ikuti signage petunjuk ini untuk pindah ke KA jarak jauh.

Ruang Tunggu Kereta Jarak Jauh Stasiun Jatinegara
Sampai di ruang tunggu Kereta jarak jauh pukul 21.27, selanjutnya saya melakukan proses check-in gate. Disini nggak ada face recognition seperti di Stasiun Gambir maupun Stasiun Senen. Jadi cek manual pakai boarding pass, dan siapkan KTP/identitas diri lainnya.
Ini adalah tempat kalian check-in. Boarding pass boleh diprint dulu, atau kalau kalian booking tiket Kereta Api pakai KAI Access, tinggal tunjukkan digital boarding pass kepada petugas di loket ini.

Pada tiket, tertera bahwa Kereta Mataram menuju Yogyakarta akan berangkat di jam 21.51. Oleh karena itu saya duduk dulu di ruang tunggu. Kurang lebih, kondisi ruang tunggu KA Jarak Jauh seperti ini.

Review Ruang Tunggu Kereta Api Jarak Jauh Stasiun Jatinegara
Ruang tunggu kereta jarak jauh cukup oke menurut saya. Meskipun nggak ada AC, tapi banyak kipas angin. Jadi suhu nggak terlalu panas. Meskipun demikian, saya nggak tahu bagaimana kondisinya jika di siang hari.

Fasilitas di ruang tunggu ini juga lengkap. Ada toilet, musholla, dan tempat duduk yang banyak. Tapi disini nggak ada kios yang jualan jajan atau mesin untuk beli minum otomatis. Kalau kalian mau ngemil sambil nunggu kereta, harus bawa makanan dari luar.
Minusnya di Ruang Tunggu Stasiun Jatinegara
Hal yang bikin saya terganggu adalah ketidak-jelasan suara pengumuman di Stasiun Jatinegara. Suaranya beradu dengan lajunya kereta (menggaung), ditambah kualitas speaker yang kurang baik, dan juga announcer yang artikulasinya nggak jelas.
Jadi saat saya menunggu pengumuman itu agak deg-degan sebenernya, karena takut nggak kedengeran, atau saya nggak menangkap dengan jelas maksud si announcer. Tapi hal ini terbantu dengan petugas yang jaga di peron. Mereka sigap mengumumkan menggunakan toa. Meskipun dengan alat seadanya, cukup membantu tentu saja.
Tidak lama kemudian, penumpang KA Mataram sudah dipanggil untuk bersiap di peron. Malam itu, kereta Mataram terlambat 9 menit. Padahal biasanya KAI sangat tepat waktu.


Saat Kereta Mataram tiba Pukul 22.00, saya langsung menuju Gerbong 6, Kelas Ekonomi New Generation, seat 8A. Gerbongnya seperti ini.

Detail review tentang Kereta Api Mataram New Generation sudah pernah saya ulas disini. Tapi gerbong kereta Mataram Malam dan Siang ternyata beda. Lebih bagus KA Mataram yang saya tumpangi dari Stasiun Solo Balapan menuju Pasar Senen. Nanti saya buatin reviewnya ya.
Berapa total waktu yang dibutuhkan naik KRL ke Peron KA Jarak Jauh Stasiun Jatinegara?
15+35+2+20+7=77 menit. Atau 1 jam 7 menit. Ditambah waktu tunggu kereta, 30 menit.
Total jadi 1 jam 37 menit.
Lumayan lama ya menuju stasiun? Ya memang demikian buat kita warga Tangerang Selatan. Ketika mau bepergian jauh naik kereta, harus menempuh waktu cukup lama untuk mencapai stasiun besar. Semoga nanti ada kereta jarak jauh dari Stasiun di area Tangerang Selatan ini.
Karena buat saya dan mungkin kalian yang tinggal di daerah Tangerang Selatan, Stasiun Gambir dan Stasiun Pasar Senen terlalu jauh.
Tapi enaknya naik KRL sambung KA Jarak Jauh sekarang, kita nggak perlu keluar stasiun dan sambung ojek online lagi. Karena jalur kereta menuju Jatinegara sudah terintegrasi dan nggak perlu transit Stasiun Manggarai seperti dulu.
Waktu perjalanan juga bisa dikurangi kalau kalian menyesuaikan jadwal KRL dengan KRL transit. Sehingga nggak perlu menunggu lama seperti saya.
Ongkos perjalanan dari rumah di BSD menuju Stasiun Jatinegara:
KRL ke Stasiun Rawabuntu-Stasiun Tanah Abang-Stasiun Jatinegara: Rp6000.
Anyway, saya sudah sampai Yogyakarta jam 5.40. Terlambat 5 menit dari jadwal seharusnya. Nggak terlalu signifikan sih, mungkin sekarang jadwalnya lebih padat dari biasanya, sehingga sulit untuk menjaga ketepatan waktu.
Terima kasih kalian sudah meluangkan waktu untuk membaca tulisan saya. Semoga tulisan ini bermanfaat buat kalian semua.
Sampai bertemu di lain waktu, ulasan tentang Jogja, yang istimewa seperti kita.
With love, Arum Silviani.






Add comment