Assalamualaikum pengunjung Rumah Arum, Apa kabar? Semoga kabarnya hebat ya bagusnya. Kali ini saya mau bahas lengkap Kereta Api lagi. Review Argo Cheribon Kelas Eksekutif. Sebenarnya ini adalah rangkaian dari postingan saya tentang short escape ke Cirebon beberapa waktu lalu. Berangkat ke Cirebon dari Bandung dengan Bhinneka Shuttle, dan Cirebon-Jakarta dengan menggunakan Kereta Api Argo Cheribon. Bagaimana kesannya? Yuk simak ulasan saya berikut.
Post Terkait Review Kereta Api:
- Bandung ke Serpong naik kereta api, caranya bagaimana?
- Bandung ke Bogor naik kereta api?
- Cara beli tiket ETS Malaysia dengan Kartu Debit Indonesia
- Cara Naik Kereta dari Bandung ke Rangkasbitung buat yang mau ke Baduy
- Review Argo Cheribon kelas Eksekutif
- Lokasi Stasiun Malang yang baru
- Review kereta api Malabar Bandung-Malang
- Perbedaan Stasiun Pasar Senen dan Stasiun Gambir
- Review Stasiun Banjar, Stasiun Terakhir menuju Pangandaran
- Review Kereta Api Pangandaran
- Review Lengkap Argo Parahyangan Ekonomi
- Review Gerbong Eksekutif Baru Argo Parahyangan
- Semarang ke Pekalongan naik Kereta
- Review Kereta Api Argo Parahyangan Premium
- Perjalanan Bandung Yogyakarta dengan Kereta Api Turangga
- Bandung Purwokerto dengan KA Serayu
Tentang Argo Cheribon
Saat saya melihat jadwal kereta di website KAI, saya agak gimanaa gitu membaca ada kereta bernama Argo Cheribon. Kenapa sih harus Cheribon? Kenapa tidak Argo Cirebon saja?
Ya namanya juga belum berpengetahuan, saya menganggapnya KAI lebay deh. Nama kereta saja dibikin nama gaul.
Padahal ternyata faktanya…
Cheribon adalah nama Cirebon pada masa penjajahan Belanda. Jadi sekitar tahun 1897, sekelompok pengusaha Belanda membuka jasa angkutan gula melalui perusahaan kereta api swasta relasi Semarang-Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS). Oleh karena itu, dari tahun 1897-1899 belanda membangun jalan trem dari Semarang menuju Cheribon. Nah, stasiun Stasiun Cheribon SCS ini dahulu terletak di Stasiun Prujakan. Stasiun yang dikhususkan untuk transportasi Gula dari Semarang. (Sumber: heritage.kai.id).
Lalu, seiiring berjalannya waktu, jalur Semarang-Cheribon kian diminati masyarakat. Apalagi saat itu kereta api negara Staatspoorwegen (SS) sudah menjangkau rute Cheribon. Oleh karenanya, pada tahun 1911 mulailah dibangun Stasiun Cheribon (Saat ini bernama Stasiun Cirebon/Stasiun Kejaksan), demi kenyamanan penumpang. Dengan kata lain, stasiun untuk barang dikhususkan di Stasiun Prujakan, sedangkan Stasiun khusus penumpang di Stasiun Cheribon Kejaksan.
Begitu teman-teman. Sehingga untuk mengingat sejarah, akhirnya kereta Relasi Gambir-Cirebon-Tegal ini dinamai, Argo Cheribon.
Review Argo Cheribon Kelas Eksekutif : Interior Kabin
Sebenarnya, ini adalah kereta yang sama dengan Kereta Argo Parahyangan buatan PT Inka yang pernah saya tulis reviewnya di tahun 2017. Tapi nggak apa-apa lah ya saya review kembali.
Gerbongnya bersih, kursinya cukup nyaman juga. Sandaran kursinya bermotif wooden gitu, jadi terlihat cantik. Lalu ada TV di depan, di tengah, dan di belakang gerbong. Tapi menurut saya nggak fungsi deh TV-nya. Lha wong ngga kedengeran juga mereka menayangkan apa. Gambarnya pun seperti TV di pedesaan yang nggak pake antena. You know what I mean, right?
Review Kursi Argo Cheribon
Buat kursi, cukup empuk, juga nggak bikin kita “melorot” karena kursinya licin. Namun menurut saya, kenyamanannya masih kalah dengan gerbong lama.
Di kabin juga tersedia informasi mengenai petugas yang in-charge, beserta nomor hpnya. Lalu, kalau kalian mau naruh barang, bagasi kabin juga tersedia, dan cukup luas sih kalau menurut saya. Ransel saya yang semi carrier buat naik gunung, aman sentosa tuh ditaruh di kabin atas.
Satu yang saya suka adalah mejanya, karena buat kita yang suka pakai laptop, mejanya rata, tidak ada “grunjelan” berupa besi/stainless di bagian sisi mejanya. Sehingga kalau buat laptopan, aman laptopnya. Buat ngetik cukup enak dan stabil. Kita pun nggak takut bagian bawah laptop tergores akibat gesekan stainless.
Jendelanya pas buat memandang alam di luar sana
Nah fitur kesukaan saya yang lain tentu saja jendela. Karena kalau kita naik kereta, keindahan haqiqi adalah saat kita melihat persawahan, pegunungan, dan pemandangan alam dari jendelanya.
Jendela ini dilengkapi dengan horizontal blind (yang nggak pernah saya tutup kalau di perjalanan). Kalian tinggal tarik jika ingin menutupnya, dan tarik kembali jika ingin membuka tirai. Di dekat jendela juga disediakan cantolan. Biasanya saya gunakan cantolan tersebut buat gantungin goody bag/apapun yang berisi keperluan kita seperti makanan, charger, masker, atau printilan lain.
Di dekat jendela, terdapat tempat untuk meletakkan minuman, dan juga 2 colokan. Lumayan untuk menjaga koneksi kalian jika terpaksa harus kerja di perjalanan, atau yang mau ngonten sepanjang jalan.
Oh iya, selama pandemi, kita juga diberikan masker dan tissue basah gratis. Sayang ada fasilitas yang hilang di kelas eksekutif, yaitu keberadaan selimut dan bantal ditiadakan. Dunno why.
Tidak ada WIFI di Argo Cheribon
Nah ini dia yang saya komplain lagi ah ke KAI. Sebelumnya saya pernah bahas disini. Jawaban dari komplain saya ke KAI adalah, katanya baru Kereta Api Argo saja yang sudah ada fasilitas Wifi on board. Tapi….
Ini juga Argo, dan nggak ada tuh wifinya. Yes, kekurangan KAI adalah fasilitas yang tidak standar antara kereta yang satu, dengan kereta lainnya.
Sandaran Kaki
Sandaran kakinya masih yang sama dengan Argo Parahyangan buatan PT Inka yang sudah saya bahas disini. Njeblak gitu. Buat anda yang tingginya kurang dari 160 cm, tentu saja akan sangat sulit untuk sekedar menggantungkan kaki anda di sandaran ini. Nggak sampai pastinya. Semacam nggak fungsi gitu sandaran kaki ini. Saya saja yang punya kaki cukup panjang, nggak nyaman meletakkan kaki saya disini. Karena memang harus saya injak dan diberi tekanan supaya nggak njeblak. Itu yang annoying.
Halo KAI…nggak cuma hati, kaki juga butuh senderan, please…
Persyaratan Naik Kereta Argo Cheribon Saat Pandemi
Kalau kalian sudah vaksin 2x, kalian nggak perlu tes antigen lagi guys. Tapi jika kalian penerima vaksin Johnson, dimana vaksin tersebut hanya diberikan 1 kali saja, kalian harus antigen. Karena peraturannya tetap minimal 2x vaksin. Nah supaya penerima vaksin Johnson ini bisa naik kereta tanpa antigen, kalian disarankan untuk mengikuti vaksin booster terlebih dahulu.
*Khusus periode mudik Lebaran 2022, pemerintah memberikan aturan baru. Dimana para pemudik yang menggunakan moda transportasi kereta api, diharuskan sudah mendapatkan vaksin booster. Sedangkan yang baru 2 kali vaksin, diminta untuk antigen terlebih dahulu. Biaya antigen di Stasiun Kereta Api per Januari 2022 adalah Rp35.000.
Harga Tiket Argo Cheribon
Perjalanan Cirebon-Gambir kurang lebih ditempuh selama 2 jam 53 menit. Adapun Harga tiket Argo Cheribon Rp220.000 untuk kelas eksekutif. Itu yang saya bayarkan ya guys. Kisaran harganya segitu. Menurut saya, Argo Cheribon adalah kereta termurah untuk tujuan Gambir-Cirebon, atau sebaliknya.
Mungkin karena tujuan akhirnya adalah Stasiun Tegal. Sehingga kita tidak membayar terlalu mahal. Berbeda dengan Taksaka, Argo Dwipangga, Gajayana, atau KA lainnya yang tujuannya cukup jauh ke Jawa Tengah atau Jawa Timur sana. Harga tiketnya jadi lebih mahal.
FYI buat teman-teman yang belum terbiasa naik Kereta Api, Tarif KA biasanya mengikuti dan disesuaikan dengan harga terjauhnya. Jadi misalkan, kita mau ke Cirebon tapi naik keretanya dengan tujuan Akhir Surabaya. Kita akan dikenakan tiket terjauh. Atau hanya dikurangi sedikit dari harga tiket tujuan terjauh kereta api tersebut.
So jika kalian punya trip pendek dan ingin harga yang lebih murah, tips dari saya adalah memilih kereta dengan rute terpendek.
Nah segitu dulu review dari saya, semoga membantu teman-teman semua.
Add comment