Warung Kesengsem Lasem didirikan oleh komunitas pemuda Lasem, yang ingin melestarikan budaya juga menjadikan Lasem sebagai Kota Wisata Sejarah. Saya sudah lama mengenal komunitas Kesengsem Lasem lewat website yang mereka kelola. Website tersebut berisi informasi lengkap tentang Lasem. Baik itu budaya, bangunan bersejarah, hingga kisah masa Lampau setiap rumah di Lasem. Sayangnya sekarang website tersebut tidak bisa diakses lagi. Entah kenapa.
Rangkuman Perjalanan Dua Hari di Lasem:
- Bernostalgia dengan perabot kuno di Waroeng Lasem
- Belanja batik Tiga Negeri di Oemah Batik Lasem
- Menyusuri jajaran rumah tua di Kampoeng Heritage Desa Karangturi Lasem
- Mengenal Warung Kesengsem Lasem, pusat nongkrong anak muda Lasem yang hits
- Sejenak menyapa Opa Lo, Pemilik Rumah Opa Oma Lasem
- Mengulik Arsitektur Kelenteng Cu An Kiong Lasem, Klenteng Pertama di Pulau Jawa
- Mengenal Kong Co The Three Musketeers of Lasem di Kelenteng Gie Yong Bio
- Bertamu ke Rumah Tegel Lasem
- Menikmati Tenggelamnya Sang Surya di Pantai Watu Layar, Lasem
- Itinerary Wisata Lasem, Dua Hari nggak sampai sejuta!
- Homestay Rumah Merah, Penginapan Tiongkok Kecil Heritage Lasem yang memanjakan mata
- Menginap di Wisma Pamilie, Rumah Oei Lasem
Menikmati Putu Ayu Hangat di Warung Kesengsem Lasem
Baca juga: Menyusuri Jajaran Rumah Tua di Kampoeng Heritage Desa Karangturi Lasem
Saat pertama kali singgah di warung kesengsem lasem, hari masih siang, warung ini belum buka. Namun kebetulan saat itu ada seorang bapak penjual kue Putu Ayu lewat, dan kami tergoda untuk membelinya. Sang bapak dengan cekatan membuat pesanan kami. Fresh from the oven kalau bahasa kerennya. Tangannya lincah memasukkan adonan ke dalam cetakan bambu, sambil sesekali membaliknya. Si bapak bercerita, kalau beliau sudah 30 tahun berjualan putu ayu. Saat saya tanya, apakah tidak bosan sudah selama itu berjualan? Beliau menjawab, “Saya bahagia.”
Wah luar biasa ya bapak ini. Sukses dan sehat selalu ya, pak.
Satu porsi putu ayu hanya 5000 rupiah, yang berisi sepuluh buah putu. Murah sekali, bukan? Rasanya juga sangat enak. Kue putu ayu hangat ditaburi ampas kelapa muda dan gula merah cair. Paling mantap kalau disajikan bersama secangkir teh atau kopi.
Sambil makan putu ayu, kami duduk di bangku outdoor yang disediakan oleh Warung Kesengsem Lasem. Untungnya, Mas Yudi, fotografer kami langsung menangkap moment ini lewat jepretan kamera.
Suasana Malam di Warung Kesengsem Lasem
Karena penasaran bagaimana rupa warung kesengsem lasem ini di malam hari, maka saya dan teman-teman kembali datang kesini. Ternyata malam hari cukup ramai. Banyak pemuda yang nongkrong menghabiskan akhir pekan di tempat ini. Sambil menyeruput kopi atau aneka wedang, mereka bercengkrama dan saling melempar canda.
Baca juga: Menyesap Kopi Lelet di Waroeng Lasem, Rumah Merah Heritage
Kami memesan pisang goreng, kopi, jeruk panas, wedang jahe, dan tahu goreng. Buat saya, yang paling enak adalah pisang gorengnya. Digoreng dadakan di dekat tempat kami duduk, dan rasa pisangnya manis. Harganya? Tentu saja sangat murah. Sepiring pisang goreng hanya dibanderol sekitar 5 ribu rupiah saja. Begitu pula kopi dan aneka wedang lainnya. Hanya kisaran 5-10 ribu rupiah.
Sebuah Kesalahpahaman Tentang Wedang
Ada yang lucu disini saat salah seorang teman saya, Teh Iva, protes pesanannya salah. Dia hendak memesan wedang jahe, namun dikasih jeruk panas. Untungnya, saat teman saya protes, saya ada di dekatnya. Jadi saya bisa menjelaskan kalau teman sayalah yang salah pesan. Dia hanya menyebut pesananannya, “Wedang”.
“Wedang” dalam bahasa Jawa artinya minuman hangat, atau yang menghangatkan. Biasanya wedang ini berupa teh, kopi, jahe, jeruk panas, atau rempah-rempah lainnya. Sedangkan “Medang” (“e” nya disebut seperti pelafalan Empire, dan “d” dilafalkan seperti huruf hijaiyah Dal), artinya minum wedang. Namun istilah Jawa Medang biasanya sama maknanya dengan morning coffee atau afternoon tea. Medang = bersantai sambil minum yang hangat ditemani kudapan.
Nah mungkin ini juga bisa jadi bahan pelajaran buat kalian yang bukan berasal dari Jawa, kalau suatu saat main ke daerah Jawa. Jika kalian datang ke salah satu warung atau tempat makan lalu memesan minuman, pastikan pesanan kalian spesifik. Mau wedang teh, kopi, jahe, atau wedang lainnya yang ada di menu. Karena di Jawa, wedang tidak serta merta Wedang Jahe. Begitu ya, kawan.
Add comment