Berpenampilan terbaik setiap hari merupakan tantangan tersendiri bagi kita, termasuk saya tentunya. Biasanya mau ketemu orang penting pakaiannya keren, giliran ketemu keluarga kumel. Mau ketemu pejabat dandannya sampai harus ke salon, pakai baju karya desainer. Sedangkan ketemu orang dengan kedudukan biasa, penampilan cukup ala kadarnya. Pernah kayak gitu nggak? Yuk kita ngobrol teman-teman…
Ini adalah lanjutan dari tulisan saya sebelumnya mengenai using your nicest thing in your everyday life.
Pelajaran berharga yang saya dapat setelah Umrah
Saat Umrah, saya memperhatikan warga Arab Saudi, terutama pada saat mereka hendak ke masjid untuk shalat. Persiapan mereka sungguh-sungguh.
Pakaian mereka bersih, dan dari jarak 10meter sudah tercium wanginya (ini untuk laki-laki ya), karena jamaah wanita biasanya tidak menggunakan parfum. Cukup pakaian bersih saja.
Belum lagi di dalam Masjid Nabawi dan Masjidil Haram, warga Arab terlihat sekali kebersihannya. Mereka sungguh-sungguh berpenampilan terbaik dan bersih saat berada di rumah Allah, karena merupakan bagian dari iman.
Baca juga: Perlengkapan Umrah Selama 9 Hari untuk Wanita
Meskipun ada jamaah yang berasal dari negara tertentu (saya nggak sebutkan disini), yang memang kurang dalam hal kebersihan. Mungkin terbiasa di negaranya seperti itu. Akan tetapi itu hanya sebagian kecil kok. Sebagian besarnya adalah orang-orang yang wangi, bersih, dan berpenampilan terbaik.
Islam Punya Aturan Soal Penampilan Terbaik
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap kali (memasuki) masjid. Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf [7]: 31).
Dengan pemahaman saya yang terbatas tentang ayat tersebut, kita sebagai manusia sudah di atur oleh Allah untuk selalu berpenampilan terbaik setiap hari.
Kenapa? Karena dari kata “masjid” itu berarti kita menunaikan ibadah shalat. Sedangkan shalat wajib dilakukan setiap hari oleh setiap umat islam, dan setiap hari ada 5 waktu shalat. Sejak kita bangun tidur, hingga akan tidur lagi.
Baca juga: Menjaga Shalat Saat Traveling, Bagaimana Caranya?
Jadi menurut pemahaman saya, di setiap saat itu kita diperintahkan untuk selalu menggunakan pakaian terbaik dan hal-hal terbaik di sekitar kita, baik yang bentuknya material maupun non material.
Setiap Waktu Adalah Spesial, Karena Kamu yang Menjadikannya Spesial dengan Berpenampilan Terbaik Setiap Harinya
Saya mau cerita ke kalian. Tadinya saya suka membedakan barang yang saya pakai jika ketemu orang dengan status sosial tertentu, atau bertemu dengan tamu, atau klien.
Penampilan saya sungguh jauh berbeda jika saya sedang dirumah. Atau ketemu dengan teman-teman. Saya sungguh ala kadarnya.
Lalu mama saya sering protes, punya anak perempuan cantik kok dekil banget saat dirumah. Kalau keluar baru dandan rapi. Kapan mama kebagian cantiknya?
Begitu kurang lebih omelan mama saya.
Lalu pandemi datang, dan saya harus WFH selama kurang lebih 3 tahun. Akhirnya perilaku saya mulai bergeser.
Pada saat WFH, saya tetap wajib memberikan service excellence kepada setiap stakeholder. Pekerjaan dan profesi saya mengharuskan saya untuk selalu tampil rapi, good looking, dan bermartabat. High pride kalau bahasa gaulnya.
Oleh karena itu, saya terbiasa berpenampilan rapi di rumah setiap hari selama kurang lebih 3 tahun.
Mama saya happy tentu saja.
Tetaplah Berpenampilan Terbaik, Meskipun ada yang tidak menyukainya
Perilaku saya yang selalu tampil rapi meski WFH, menarik perhatian tetangga. Ada yang positif, dan ada yang negatif. Ternyata yang negatif lebih banyak.
Saat itu saya tinggal di Bandung. Mau tidak mau, when you living alone, you can not avoid your neighbour presence. Iya, risiko kalau tinggal di kota kecil memang tetangga suka ikut ngatur. Oleh tetangga, saya sering diolok-olok dan dinyiyirin, juga dibilang lebay.
“Kerja dari rumah aja outfit dan dandanan udah kayak mau ketemu orang penting.”
Atau…
“Kerja dari rumah aja dandanan udah kayak mau syuting.”
Demikian sebagian kecil olokan tetangga saya. Karena mereka ini kalau WFH selalu daster mode-on. Wajah masih semrawut, bahkan belum mandi. Kan WFH, begitu alasan mereka.
Sedangkan saya tidak bisa seperti itu. Meskipun tampil online, tapi jika kita berpenampilan baik maka orang lain pun akan respek dengan kita. Sebagai bagian dari service excellence yang kita berikan.
Hal lain yang mereka tidak tahu dan saya rasa tak perlu mereka tahu adalah, cakupan wilayah kerja saya di seluruh Indonesia, dan saya harus tampil di depan orang banyak. I’am in a front liner.
Saya kerja dari rumah aja, saya ketemu orang penting, saya juga syuting.
Contohnya ini:
Pengambilan gambar terpaksa dilakukan dari kamar, karena memang sedang pandemi. Ketika kasus sudah turun, saya syutingnya di studio khusus yang tetangga nggak lihat. Hehehe…
Setiap waktu adalah spesial untuk berpenampilan terbaik
Setelah pandemi usai dan kita diharuskan untuk kembali lagi ke kantor, setiap hari saya berusaha menggunakan pakaian terbaik saya. Parfum kesayangan saya, seperangkat make-up yang sudah saya beli, sepatu yang saya suka, suite yang saya punya, jam tangan yang bagus. Nggak saya sayang-sayang lagi pakainya.
And I feel good!
Saya merasa senang karenanya. Bahwasanya saya berpenampilan baik untuk diri saya sendiri. Tidak hanya untuk orang lain. Juga karena kita berpenampilan baik setiap saat, maka pakaian terbaik kita juga kita kenakan untuk beribadah.
Bukankah itu jadi meringankan hisab kita?
Sampai suatu hari beberapa mahasiswa bertanya, “Ibu, setiap hari ibu tampil stand out. Kalau ketemu pejabat lebih stand out lagi dong ya?”
Lalu saya menjawab, tidak. Setiap ketemu orang penting, mahasiswa, atau siapapun ya saya tampil seperti ini. Kenapa musti saya bedakan ketika saya mau ketemu orang penting atau orang biasa? Padahal saya merasa kalau semua orang itu penting. Apapun statusnya.
Oleh karena itu, semestinya kita harus selalu tampil di depan mereka dengan penampilan terbaik. Namun tidak berlebih-lebihan tentunya. Karena bisa merusak estetika dan juga kita bisa disangka sedang menyombongkan diri.
Melihat saya yang selalu berpenampilan rapi, akhirnya mahasiswa saya pun ikutan nurut. Tidak ada mahasiswa yang komplain ketika saya suruh keluar untuk mandi, atau saya suruh pakai pakaian begini begitu. Semua nurut dan respek.
Baca juga: Sebuah dialog bersama mahasiswa tentang respek
Manfaat dari Berpenampilan Terbaik Setiap Hari
Menurut pendapat saya, bentuk penghargaan terhadap diri sendiri adalah dengan berpenampilan terbaik setiap saat. Karena dengan demikian, orang lain pun akan menghargai kita. Lagipula, berpenampilan terbaik tidak harus mahal kok. Asalkan kita punya pengetahuan dan “sense of style.”
Kalau masih bingung tentang penampilan, biasanya saya lihat pinterest. Banyak ide-ide outfit dan style disitu.
Pakailah tas branded kamu ke kantor, ke masjid buat tempat mukena, atau untuk sekedar jalan-jalan ke mall, atau ke perpustakaan. InsyaAllah your feeling will great!
Pakailah parfum kesayanganmu walaupun kamu di rumah aja. Apalagi untuk ibadah, nggak usah disayang-sayang. So you will feel good.
Pakailah sepatu mahalmu untuk moment yang menurutmu nggak penting-penting amat. Karena sesungguhnya, lebih baik barang-barangmu usang karena pemakaian, daripada lusuh karena debu.
Add comment